HOME
Showing posts with label Bali. Show all posts
Showing posts with label Bali. Show all posts

Wednesday, September 11, 2013

Hunting Komodo by Camera 01 2N 3D

 Day 1
Senggigi/Mataram – Perama Docking – Perama Resort
Depart from SENGGIGI (09.00), from MATARAM (10.00) by PERAMA bus to Labuhan Lombok.
On the way make some stops to visit traditional villages to see people´s daily life and traditional markets. MAS BAGIK is one of Lombok´s main pottery – producing village with old traditional Lombok design, PERAMA DOCKING – see how people build a traditional phinisi boat and enjoy banana fritter served by Haji Materu.

On the way to Kayangan Harbor we pass KAMPUNG PADAK, a fisherman village which is developed to become a tourist object by Perama Center.

Take a walk along a short trail to see the panorama of fisherman village with their daily life, outrigger boats, traditional docking, old harbor, and view of the top of Mt.Rinjani.

Get on board, have lunch, then sail to Perama Resort – a small island with white sandy beach, turquoise water with coral reefs & colorful fishes completed with a spectacular view of Mt. Rinjani. On the way see traditional fishing boats along Lab. Lombok harbor .

(15.00) Arrive at Perama Resort for such activities as swimming, snorkeling, playing volley ball, seeing sunset. Perama invites you all to be involved in the coral re–plantation activity. Enjoy fish barbecue dinner and dancing/ singing together around bonfire.

(21.00) Leave PERAMA Resort with nice memories on night sailing to Satonda Island.
Day 2
Satonda – Donggo
(07.00) Arrive in Satonda island – a beautiful small island with a salt water lake inside. Go ashore, then led by the guide do a morning exercise.

Afterwards, go sightseeing around the island, hiking, bird watching and swimming on the lake. Back to the boat, then have breakfast while sailing to Tanjung Batu Besar for snorkeling and other activities.

(17.30) Leave Donggo on night sailing to Komodo Island. Dinner on board.
Day 3
Komodo Island – Pink Beach – Labuan Bajo
(08.00) Arrive in Komodo Island – the main highlight of the program. Have breakfast, then go ashore for HUNTING KOMODO by CAMERA. Led by two rangers walk through the jungle to find the Komodo dragons as well as enjoy the island´s mesmerizing flora & fauna.

(11.30) Leave Komodo Island to Pink Beach – an exotic white sandy beach with beautiful underwater world best for snorkeling. Have lunch on board, then sail to Labuan Bajo.

(16.00) Arrive at Lab. Bajo for some extra programs such as walk around the town, see sunset and get other interesting activities.

(19.00) Get on board for a lively FAREWELL PARTY with activities like dinner, entertainment by the crew and share experience .

(23.00) The party ends and the west–east guests (HKC 01) leave the boat with a thousand memories of the happy ending trip.

Gubernur Bali: Opening Show Miss World Sangat Indonesia

OPENING Show Miss World 2013 sangat Indonesia. Penilaian ini disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang hadir di antara ratusan undangan ajang internasional tersebut.

Pastika yang menyaksikan pembukaan Miss World di Hall Mangupura The Westin Resort, Nusa Dua Bali semalam, menyatakan apresiasinya atas perhelatan yang diikuti para kontestan dari 130 negara.

"Performance mereka betul-betul sangat Indonesia dan membanggakan," ucap Pastika, Minggu malam, 8 September 2013.

Saat acara pembukaan, seluruh kontestan dari berbagai negara tampak percaya diri dan bangga bisa mengenakan busana Nusantara dan berlenggok di atas catwalk yang membuat penonton berdecak kagum.

Hal itu seperti dijanjikan pihak penyelenggara bahwa seluruh kontestan akan memakai kostum busana tradisional yang sesuai budaya Indonesia.

Adapun terkait rencana pemindahan acara penutupan Miss World dari Jakarta ke Bali, menurut Pastika, masyarakat dan jajaran pihak terkait lainnya siap saja dijadikan lokasi.

"Saya dengar, mereka persiapannya sudah tiga bulan lalu. Kalau tidak jadi dan benar dipindah venue-nya, demikian juga tiket sudah terjual bagaimana, walaupun Bali siap saja demi Indonesia," tutur mantan Kapolda Bali ini.

Terhadap keputusan pemindahan lokasi penutupan, Pastika menyatakan tidak menjadi wewenangnya untuk mengkritisi kebijakan pusat yang hanya mengizinkan penyelenggaraannya di Bali.

"Kita dan aparat keamanan lainnya harus siap menjaga, kita harus menjaga wajah Indonesia di mata dunia," imbuhnya.

Pastika sendiri mengaku sudah diberitahu rencana pemindahan tersebut dan ditegaskannya Bali siap menjadi tempat penyelenggaraan saat penutupan.

"Apa boleh buat, Bali sebagai destinasi pariwisata dunia, harus siap. Siap tidak siap, harus siap. Masyarakat Bali harus siap menjadi tuan rumah Miss World, termasuk KTT APEC mendatang," tegasnya lagi.

Dalam pandangannya, justru perhelatan Miss World bisa menjadi media promosi yang efektif untuk lebih mengenalkan pariwisata dan budaya Bali, terutama Indonesia kepada masyarakat dunia.

"Bayangkan jika acara ini disiarkan ke 140 media dalam dan luar negeri, berarti ditonton sekira dua miliar orang di dunia. Jadi, kita tidak perlu promosi ke mana-mana," tutupnya.

Sunday, December 12, 2010

Bali Surfing Holidays



guest post by Paige Green


Surfers swarm to Bali year round in search of the perfect wave. With its warm waters and consistent breaks, Bali remains a top Indonesian and world surfing destination. Whether you stay in Bali or use it as a starting point for a wider Indonesian surf tour, Bali has over 20 top quality breaks, mainly on the southwest and southeast coasts of the island and the Bukit Peninsula. The beauty of surfing in Bali is that there is a wave to suit everyone, from beginners to experienced big wave riders. Bali is also not solely a surf destination. If the ocean’s flat, there are plenty of other attractions to keep you occupied!

If you’re interested in a Bali surf holiday, here’s a rundown of where you’ll find different levels of waves.

Experienced

The breaks of Uluwatu (top photo) and Padang Padang are the most notoriously difficult and dangerous Bali waves, and located on the Bukit Peninsula. Uluwatu offers surfers a fast, long and hollow break that falls over a very shallow reef. Getting to the Uluwatu wave is an adventure in itself - surfers must get down the cliffs and emerge through the spectacular caves (photo right). In the monsoon season, the Uluwatu wave can reach 15 feet. Combined with its sharp drop, it should only be attempted by those aware of the dangerous conditions. Referred to as ‘Bali’s Pipeline’, Padang Padang has surprising ferocity and huge barrels. The sharp, shallow reef means that a wipeout can have serious implications. Padang Padang should not be attempted at low tide, and only surfed by cautious and experienced surfers.

Intermediate

One of the best places in Bali for surfing intermediate and friendly waves is Belian Beach. Located on the west coast of Bali, Belian Beach offers friendly left and right breaks that are more forgiving than other Bali surf spots. Nusa Dua (photo), a stretch of the Eastern Coastline, also offers intermediate level left and right waves. Nusa Dua is also home to some of Bali’s most expensive resorts, so you can treat yourself to some pampering and air conditioned luxury after a hard day of surfing!

Beginner

Kuta (photo) and Legian Beach breaks are Bali’s best waves for beginners. At Kuta, surfing beginners can take advantage of the many surfing schools, stores, and rentals in the area. Kuta’s waves are friendly and consistent, making it the perfect place to learn to surf. Legian Beach, on Bali’s southwest coast, also offers good beginner surfing conditions. At Kuta and Legian Beach, surfing is not the only attraction. If you decide it’s not for you, then there are plenty of shops, bars and vendors to keep you busy!

Bali can be surfed year-round, making it the ideal surf destination. Add to this the affordability of travelling to and within Bali, the warm weather and the number of other entertainment and cultural attractions, and it’s easy to see why Bali remains a top surf and holiday destination. If you’re a student, travel to Bali is within your means. Cheap flights to Bali depart from a number of Australian cities. If you’re chasing that perfect wave, then Bali holidays could be the answer!

Sunday, May 9, 2010

Tokoh Spiritual India Akui Kedamaian Bali

salah seorang tokoh spiritual asal India yang baru pertama menginjakkan kakinya di Bali, mengaku merasakan vibrasi atau getaran kedamaian di Pulau Dewata. "Apa yang saya rasakan, mungkin sama dengan yang diakui oleh banyak masyarakat internasional yang telah melakukan perjalanan wisata spiritual ke Bali. Kondisi alam yang indah dan perilaku masyarakat religius mendukung terciptanya rasa itu," katanya di Denpasar, Ahad (9/5) petang.

Vibrasi rasa damai itu, katanya, menjadi salah satu pendorong banyaknya kaum spiritual dunia ramai-ramai datang kembali ke "Pulau Kahyangan" Bali. Di depan kaum spiritual yang menunggu kehadirannya, wanita berusia 62 tahun itu mengatakan bahwa orang-orang suci mancanegara kerap berkunjung ke Bali untuk bisa menikmati sekaligus memberikan vibrasi kedamaian.

Masyarakat Bali, selama ini melakukan ritual dengan memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa sebagai manifestasi Tuhan Yang Maha Esa. "Tidak mengherankan jika turis asing berduyun-duyun melakukan perjalanan ke daerah ini untuk dapat merasakan kedamaian yang belum tentu bisa didapatkan di negerinya. Saya kagum terhadap keindahan dan keramahtamahan masyarakat Bali," tutur Sister Shashi didampingi Pimpinan Pusat Studi Spiritual Brahma Kumaris Bali, Sister Janaki.

Sister Sashi yang mengaku sudah 52 tahun menggeluti spiritual Raja Yoga Brahma Kumaris, pada kesempatan itu melakukan pelayanan dengan membahas falsafah karma atau "hukum sebab akibat" bersama masyarakat dan pemuka agama setempat.

Dalam program publik tersebut disamping memberikan wacana juga diselingi dengan pemutaran film spiritual yang spektakuler, yakni mengungkap rahasia perjalanan jiwa setelah mati. Perjalanan jiwa dari satu badan ke badan yang lainnya sesuai karma atau perbuatan.

Film yang didatangkan khusus dari India itu membongkar rahasia inkarnasi atau penjelmaan roh pada makhluk lain, terutama manusia. Film yang menceritakan perjalanan sang jiwa yang abadi itu mendapat partisipasi yang besar dari masyarakat setempat.

Yogi atau penganut yoga di jajaran Raja Yogi Brahma Kumaris yang berpusat di Madhuban, India, selain datang ke Bali juga memberikan pelayanan spiritual guna menebarkan kedamaian dan memberi pencerahan di sejumlah negara Asia lainnya seperti Filipina, Tokyo dan Singapura.

Friday, April 23, 2010

Tari Legong (Bali)


Tari legong, salah satu tari klasik Bali mempunyai daya tarik tersendiri dan sangat digemari wisatawan mancanegara maupun nusantara saat menikmati liburan di Pulau Dewata. "Tari yang sangat luwes, lentur, dengan gerak-gerak dinamis yang dibawakan oleh sejumlah wanita itu sangat cemerlang, baik sekarang maupun di masa mendatang," kata AA Ayu Kusuma Arini SST Msi, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Senin (19/4/2010).

"Tari yang sangat luwes, lentur, dengan gerak-gerak dinamis yang dibawakan oleh sejumlah wanita."

Senada dengan Ayu, dua staf pengajar ISI yang lain, Cok Istri Putra Padmini SST Msn dan Ni Made Bambang Rai Kasumari SST Msi, juga menyebutkan bahwa kepopuleran tari legong tak pernah surut.
Kusuma Arini menjelaskan, tari legong merupakan warisan budaya sejak dua abad silam yang terus lestari dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tari legong selain menjadi dasar tari putri, juga menjadi primadona dari berbagai jenis tarian Bali yang selama ini paling unik dibanding jenis tarian daerah lainnya di Indonesia.
"Gaya tari legong yang selama ini terkenal di Bali adalah aliran Peliatan, Saba dan aliran Badung," ujar Cak Padmini menambahkan.
Di antara ketiga aliran tari kegong tersebut, gaya Peliatan yang paling aktif dalam melakukan pementasan secara reguler sebagai tari tontonan.
Tari legong tercatat sudah cukup populer di kalangan masyarakat sejak tahun 1931, setelah Sekaha Kesenian Peliatan mengadakan pentas ke Eropa untuk memeriahkan "Colonial Exhibition" di Paris. Selain  tari legong, di arena itu juga ditampilkan Calonarang.
Rai Kusumari menambahkan, Sekaha Kesenian Peliatan, Ubud, Gianyar, kembali pentas untuk kedua kalinya di Eropa dan Amerika Serikat pada tahun 1952. Lawatan ke luar negeri untuk kedua kalinya itu disponsori oleh seorang impresario Inggris, John Coast. "Legong Peliatan boleh dikatakan sebagai pelopor promosi pariwsata Bali ke luar negeri," ucapnya.
"Saking terkesannya dengan penampilan tari legong di London, sampai-sampai Radio BBC London memakai musik iringan tari tersebut untuk pengantar siaran bahasa Indonesia selama lebih dari puluhan tahun," kata Cok Padmini.
Sukses dalam pementasan di mancanegara dan dikenal di sejumlah daerah Nusantara, telah membuat para penekun tari untuk tetap mampu mempertahankan kekhasan dari gerak tari tersebut.
Untuk kepentingan itu, katanya, yang dinilai paling berjasa dalam mencetak penari-penari andal adalah duet AA Gde Mandera dan Gusti Made Sengog, keduanya kini telah tiada. Mereka dinilai berjasa dalam menuangkan gaya dan perbendaharaan gerak tari legong yang spesifik.
"Desa Peliatan, Ubud, sejak saat itu hingga sekarang melakukan pementasan tari legong secara berkesinambungan, baik untuk pertunjukan terkait suatu upacara maupun guna menghibur wisatawan," ujar Kusuma Arini.

Sunday, March 7, 2010

Aset Wisata Bali yang Bergeser Karakter !


Setiap tahun dalam memperingati hari Nyepi tidak akan lupa dengan arak-arakan Ogoh-ogoh, patung raksasa, interprestasi dari bentuk-bentuk abstrak "bhuta kala" atau energi kegelapan diwujudkan dalam bentuk sosok makhluk yang menyeramkan. Namun seiring dengan perkembangan jaman kini Ogoh-ogoh bergeser dengan wujud tokoh atau karakter yang tengah popular di masyarakat. Kesan menyeramkan pun berganti unik dan lucu.


Tanpa Ogoh-ogoh, mungkin saja peringatan Nyepi di Bali semakin sepi. Pawai Ogoh-ogoh disaat Nyepi sudah menjadi kesatuan dan merupakan ekspresi Nyepi dalam berkesenian yang berakar dari unsur-unsur tradisi lama.


Pada mulanya ogoh-ogoh menginterpretasikan bentuk-bentuk abstrak dari bhuta kala atau energi kegelapan sehingga ogoh-ogoh Nyepi dibuat dalam bentuk makhluk menyeramkan sebagai refleksi sifat-sifat negatif agar tidak mengganggu alam semesta.


Namun, dalam perkembangannya ogoh-ogoh tidak lagi hanya sesosok boneka raksasa dengan wujud menyeramkan, namun kini kreativitas pemuda Bali telah mengembangkan ogoh-ogoh dengan wujud tokoh atau karakter yang tengah pJustify Fullopular di masyarakat. Seperti ogoh-ogoh pemain sepakbola Ronaldinho hingga yang saat ini sedang tren di kalangan anak-anak karakter kartun Ipin dan Upin.


"Sepanjang tidak menyinggung kelompok, melenceng dari makna pe-Nyepi-an yang secara tidak langsung dapat memberikan kurang baik, hal tersebut masih dapat diterima," ujar pengrajin ogoh-ogoh yang juga tokoh spiritual Hindu, Wayan Candra saat ditemui di sanggar seninya jalan sesetan Denpasar. "Kreativitas masyarakat yang membuat ogoh-ogoh yang diluar pakem tidak masalah, karena banyak yang ingin berkreasi menyambut nyepi,"tambahnya.

Monday, March 23, 2009

Tradisi Bali





Balinese Offering 2Balinese Offering 3
Balinese Offering 1