Setiap tahun dalam memperingati hari Nyepi tidak akan lupa dengan arak-arakan Ogoh-ogoh, patung raksasa, interprestasi dari bentuk-bentuk abstrak "bhuta kala" atau energi kegelapan diwujudkan dalam bentuk sosok makhluk yang menyeramkan. Namun seiring dengan perkembangan jaman kini Ogoh-ogoh bergeser dengan wujud tokoh atau karakter yang tengah popular di masyarakat. Kesan menyeramkan pun berganti unik dan lucu.
Tanpa Ogoh-ogoh, mungkin saja peringatan Nyepi di Bali semakin sepi. Pawai Ogoh-ogoh disaat Nyepi sudah menjadi kesatuan dan merupakan ekspresi Nyepi dalam berkesenian yang berakar dari unsur-unsur tradisi lama.
Pada mulanya ogoh-ogoh menginterpretasikan bentuk-bentuk abstrak dari bhuta kala atau energi kegelapan sehingga ogoh-ogoh Nyepi dibuat dalam bentuk makhluk menyeramkan sebagai refleksi sifat-sifat negatif agar tidak mengganggu alam semesta.
Namun, dalam perkembangannya ogoh-ogoh tidak lagi hanya sesosok boneka raksasa dengan wujud menyeramkan, namun kini kreativitas pemuda Bali telah mengembangkan ogoh-ogoh dengan wujud tokoh atau karakter yang tengah popular di masyarakat. Seperti ogoh-ogoh pemain sepakbola Ronaldinho hingga yang saat ini sedang tren di kalangan anak-anak karakter kartun Ipin dan Upin.
"Sepanjang tidak menyinggung kelompok, melenceng dari makna pe-Nyepi-an yang secara tidak langsung dapat memberikan kurang baik, hal tersebut masih dapat diterima," ujar pengrajin ogoh-ogoh yang juga tokoh spiritual Hindu, Wayan Candra saat ditemui di sanggar seninya jalan sesetan Denpasar. "Kreativitas masyarakat yang membuat ogoh-ogoh yang diluar pakem tidak masalah, karena banyak yang ingin berkreasi menyambut nyepi,"tambahnya.
Tanpa Ogoh-ogoh, mungkin saja peringatan Nyepi di Bali semakin sepi. Pawai Ogoh-ogoh disaat Nyepi sudah menjadi kesatuan dan merupakan ekspresi Nyepi dalam berkesenian yang berakar dari unsur-unsur tradisi lama.
Pada mulanya ogoh-ogoh menginterpretasikan bentuk-bentuk abstrak dari bhuta kala atau energi kegelapan sehingga ogoh-ogoh Nyepi dibuat dalam bentuk makhluk menyeramkan sebagai refleksi sifat-sifat negatif agar tidak mengganggu alam semesta.
Namun, dalam perkembangannya ogoh-ogoh tidak lagi hanya sesosok boneka raksasa dengan wujud menyeramkan, namun kini kreativitas pemuda Bali telah mengembangkan ogoh-ogoh dengan wujud tokoh atau karakter yang tengah popular di masyarakat. Seperti ogoh-ogoh pemain sepakbola Ronaldinho hingga yang saat ini sedang tren di kalangan anak-anak karakter kartun Ipin dan Upin.
"Sepanjang tidak menyinggung kelompok, melenceng dari makna pe-Nyepi-an yang secara tidak langsung dapat memberikan kurang baik, hal tersebut masih dapat diterima," ujar pengrajin ogoh-ogoh yang juga tokoh spiritual Hindu, Wayan Candra saat ditemui di sanggar seninya jalan sesetan Denpasar. "Kreativitas masyarakat yang membuat ogoh-ogoh yang diluar pakem tidak masalah, karena banyak yang ingin berkreasi menyambut nyepi,"tambahnya.