HOME

Sunday, July 17, 2011

Wisata Sumba, Nusa Tenggara Timur, Menyimpan Berbagai Pesona

Pulau Sumba dapat dicapai melalui udara lewat dua bandaranya. Bandar udara Tambolaka di Sumba Barat dan Bandar Udara Umbu Mehang Kunda di Sumba Timur.
Penerbangan dilayani setiap hari oleh maskapai Merpati, Batavia dan Transnusa. Dari Jakarta pesawat akan transit di Denpasar, Bali sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau ini. Penerbangan oleh Merpati bertujuan akhir ke Kupang, dengan jalur Denpasar-Tambolaka-Waingapu-Kupang dan sebaliknya. Perjalanan udara dari Tambolaka ke Waingapu memakan waktu kurang dari 10 menit, saat yang tepat untuk mengamati Sumba dari udara.
Pulau ini juga bisa dicapai melalui laut dari pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Jangan lupa membawa peta pulau maupun peta kota untuk memperkirakan jarak dan lokasi. Peta dapat diunduh dari beberapa situs panduan perjalanan.
Kondisi jalan utama yang menghubungkan kota-kota utama di Sumba sudah relatif baik. Jalan-jalan yang lebih kecil masih banyak mengalami kerusakan, berlubang dan berlumpur saat hujan. Ada beberapa jembatan yang masih dalam perbaikan sehingga pengendara kendaraan bermotor harus menyeberangi sungai.
Transportasi umum tersedia pada jalur-jalur utama. Angkutan antar kota menggunakan mobil elf, biasanya sangat penuh sampai penumpang bergelantungan di pintu dan atap mobil. Jalur menuju daerah yang lebih terpencil dilayani oleh beberapa truk dengan jadwal tak menentu.
Dua kota besarnya, Waingapu dan Waikabubak dapat dicapai dengan travel seharga Rp 50 ribu dengan waktu tempuh 5 jam. Travel akan menjemput dan mengantar penumpang ke tempat tujuan, demikian seperti dikutip sepenuhnya dari Yahoo! Travel.
Pengelola hotel biasanya bisa membantu mencari motor maupun mobil yang disewakan. Tarif penyewaan motor lengkap dengan pemandu Rp 200 ribu. Adapun tarif sewa mobil mulai Rp 400 ribu.

Hampir tidak ada makanan khas yang dijual di Sumba. Ditambah lagi, jarang sekali ada warung yang menjual makanan. Tempat makan hanya ada di pusat kota. Meski sebagian besar penduduk beragama Nasrani, namun makanan halal dapat diperoleh dengan sangat mudah. Jika ingin pergi jauh seharian ke daerah terpencil, sangat disarankan untuk membawa bekal dari kota.
Oleh-oleh khas Sumba adalah ikat tenun. Beberapa kampung adat juga merupakan penghasil ikat tenun terbaik. Sempatkan melihat proses tenun dan pewarnaan dengan menggunakan bahan alami yang didapat dari alam. Motif tenunan berbeda di masing-masing daerah. Sumba barat punya tenunan bermotif lebih sederhana dari Sumba Timur.
Ada beberapa pilihan menginap murah seharga Rp 100 ribu sampai Rp 500 ribu, terutama di ibukota kabupaten. Biasanya hotel juga menyediakan transportasi dari dan menuju bandara. Ada pula pilihan untuk menginap di resort berbintang seperti Nihiwatu di Sumba Barat.
Pejalan yang berkunjung pada musim hujan akan bertemu Sumba yang hijau, basah dan bersyukur atas hujan. Padang sabana terbentang seperti karpet hijau sejauh mata memandang.
Mengunjungi Sumba pada musim hujan artinya harus siap menembus jalan yang berubah menjadi kolam berlumpur. Pada umumnya kondisi jalan utama Sumba sudah cukup bagus. Namun untuk menuju pantai maupun kampung adat di pedalaman, perjalanan harus melewati jalan tanah yang akan becek ketika hujan turun.
Tak demikian keadaannya pada musim kemarau. Saat itu padang hijau akan diganti warna cokelat karena rumput kekeringan. Sumba memang masyhur dengan cuacanya yang panas dan kering. Taufik Ismail dalam puisinya yang berjudul Beri Aku Sumba menceritakan Sumba sebagai “cuaca tropika, kering tanpa hujan ratusan hari.”
Saat musim panas, transportasi menuju tempat terpencil lebih mudah. Langit nampak biru dengan malam penuh bintang sehingga memungkinkan petualangan di alam bebas seperti hiking atau berkemah.

Selain memperhitungkan cuaca, waktu terbaik untuk melakukan perjalanan di pulau ini adalah saat digelarnya upacara adat. Upacara yang sayang untuk dilewatkan adalah Pasola, “perang” dua pasukan berkuda dengan cara melempar lembing dari atas kuda.
Upacara adat Pasola digelar empat kali setahun di empat tempat berbeda, biasanya pada Februari dan Maret. Hanya pemuka adat yang bisa menentukan kapan tanggal pasti Pasola digelar, karena upacara ini harus dilakukan bertepatan dengan munculnya cacing Nyale dari laut.
Upacara dimulai sejak dini hari dengan kegiatan mencari nyale di pantai. Sesudahnya barulah para rato bersiap di atas kuda, tanpa pelana. Pasola merupakan kegiatan yang berisiko tinggi karena melibatkan . Peserta Pasola tak takut darah yang tumpah. Luka dianggap biasa dan kematian tak menyisakan dendam.
Adapun pada bulan Oktober atau November terdapat upacara penutupan Wula Podu di Waikabubak, Sumba Barat. Wula podu adalah bulan larangan yang berlaku di Kampung Tarung, Prai Klembung dan Waitabar. Pada bulan larangan para penghuni kampung banyak dilarang melakukan berbagai kegiatan – bahkan tak boleh menangisi keluarga yang meninggal. Pada akhir Wula Podu penduduk mengadakan pesta adat yang sangat meriah dengan korban binatang dan tari-tarian.
Upacara pemakaman juga menjadi atraksi menarik bagi para turis. Pemeluk kepercayaan Marapu percaya bahwa orang mati membutuhkan bekal untuk pergi ke alamnya. Jenazah akan dibungkus dengan berlapis-lapis kain tenun, diiringi dengan penyembelihan korban hewan dalam jumlah banyak. Puluhan kerbau, puluhan babi dan ratusan ayam dipercaya bisa menjadi bekal almarhum menjadi roh penghuni Marapu.
Semua upacara ini tidak diadakan secara teratur menurut kalender masehi. Untuk mengetahui kapan upacara-upacara ini diadakan, sebaiknya hubungi biro perjalanan maupun hotel sebelum merencanakan perjalanan.

Friday, July 1, 2011

William and Kate touch down in Ottawa for royal tour

Royal newlyweds William and Kate were officially welcomed to Canada Thursday afternoon by Governor-General David Johnston, who called Canada the “honeymoon capital of the Commonwealth.”

The line provoked smiles from the Duke and Duchess of Cambridge, who arrived in Ottawa under sunny skies and high expectations for their first official trip abroad as a married couple.

The beginning of their nine-day visit to Canada began on a relaxed note, as they delayed their tightly-choreographed schedule to wade into crowds of well-wishers.

Prince William addressed the crowd and joked about his French.

“It will improve as we go on,” he said with a laugh during short remarks in both official languages.

Prince William said he and his bride had been “longing to come here together” since before they got married.

“The geography of Canada is unsurpassed and it’s famous for being matched only by the hospitality of its peoples. We’re so very excited for having this opportunity to experience both and learn much more about this amazing country,” he said.

About 6,000 people, according to Rideau Hall officials, lined both sides of the driveway leading up to the grand mansion – the Governor-General’s residence – where the couple will stay during the Ottawa portion of their visit.

William and Kate were welcomed by the Governor-General and Prime Minister Stephen Harper at a ceremony featuring full military honours and a 21-gun salute.

Mr. Harper apologized for missing their wedding due to the federal election campaign, saying he and his wife, Laureen, were with them in spirit from a Montreal hotel room.

Catherine stood with Mr. Harper and his wife, Laureen, and the Governor-General and his wife, Sharon, as Prince William addressed the crowd.

The Duchess, tall and very slim, wore a navy, form-fitting lace dress with a white underlay by British-based label Erdem – whose designer, Erdem Moralioglu, was born in Montreal. The Duke was dressed in a dark suit with a blue shirt and burgundy tie, complete with a Maple Leaf pin in his lapel. The Duchess changed outfits during the flight from London. As she boarded a Canadian Forces Airbus earlier in the day, she wore a navy blazer by Canadian label Smythe over a knee-length dress.

Later Thursday, William and Kate are to attend a barbecue to celebrate Canadian youth in the garden of Rideau Hall.

After their plane touched down at 2 p.m. ET, the royals were greeted by Foreign Affairs Minister John Baird, Ottawa Mayor Jim Watson and a throng of other officials.

Liberal MP David McGuinty later said he had thanked the Duchess for choosing Canada first, adding that she replied she was “honoured and spoiled.” Marc Bureau, the Mayor of Gatineau, Que., said he greeted the couple in French and that the Duchess had replied in French that it was a pleasure.

Then the couple headed directly to the National War Memorial to lay a wreath and floral spray to pay tribute to Canada’s war sacrifice. They were greeted by Mr. Harper, who wore a red and white tie, and Mrs. Harper, who was dressed in a white dress and red jacket.

After signing a visitors’ book, the royals chatted with grey-haired veterans in uniform, one of whom proudly described his medals to the Duke.

William and Kate then parted, each taking a side of the crowd and shaking hands as well-wishers extended their necks – and their cameras – for a better view. At one point, people chanted, “Kate, Kate, Kate.”

Crowds hopeful for a glimpse of the royals began lining up hours beforehand.

Ann Baker put together her fascinator last night and then came out to Rideau Hall at 7 30 a.m. for a prime position.

She got one – right at the front of the barricade. She was hoping that Prince William and Catherine would stop.

Peggy McCann was at the Rideau Hall grounds at 9 a.m., wearing a red-and-white velour top hat with a picture of William and Kate pasted on the front.

She and Ms. Baker had become fast friends.

At the airport this morning, about 30 royal enthusiasts pressed up against a fence waving Canadian flags and lounged in the sun on picnic blankets. When the royals arrived, their plane was at least two football fields away.

But no matter for local resident Irene Nagle, who figured this was her best shot of a view.

“This is more intimate, rather than being with a million people. And this is their actual arrival. It was important to me because when Di was here I was too young, so this is a special moment for me,” she said, referring to Prince William’s late mother, Diana.

The royal couple’s highly anticipated tour of Canada will also take them to Quebec, Prince Edward Island, the Northwest Territories and Alberta. During their travels, they will sample classically Canadian experiences – from street hockey to the Calgary Stampede.

William and Kate, who were married two months ago, will be closely watched during their first official international tour. Nearly 1,400 journalists have been accredited to cover the visit, including nearly 100 from Britain.

On Friday, they will be on stage for the noon Canada Day show on Parliament Hill – a mix of pomp and pop that features an address to the nation from Prince William. Officials are preparing for crowds that could exceed half a million people.

Heritage Canada is spending $1.5-million on the tour, not including security costs.