HOME

Sunday, May 2, 2010

Polda Bali Gaet NCB Buru Pembuat Film Gigolo

Sepuluh orang yang muncul dalam cuplikan Cowboys in Paradise diperiksa polisi. Namun, belum bisa dipastikan kapan pembuat film, Amit Virmani bisa diperiksa.
Saat ini, penyidik dari Polda Bali menghadapi kendala ektradisi. Menurut Kabidhumas Polda Bali Kombespol Gde Sugianyar, tata cara pemanggilan sutradara Cowboys in Paradise itu, mau tidak mau, harus melibatkan Bareskrim Mabes Polri.
''Kami harus melapor ke Bareskrim Polri dan National Central Bureau (NCB),'' ujar Sugianyar di Bali.
Sampai saat ini, baru tiga orang yang muncul dalam adegan Cowboys in Paradise diperiksa di Polda Bali. Dua orang adalah koboi Kuta dan seorang tokoh masyarakat.
Dua koboi Kuta adalah Bima, 26, asal Jember, dan Denis, 27, dari Sumatera Barat. Mereka adalah teman Arnold, Fendi, dan Argo, koboi Kuta yang lebih dulu diperiksa polisi.
Sedangkan tokoh masyarakat yang kemarin juga diperiksa adalah Ketut Suardana, tokoh masyarakat Ubud, Gianyar, yang pernah memimpin kesebelasan Persegi.
Dalam pemeriksaan kemarin, Bima dan Denis juga mengaku tidak tahu video yang disyuting Amit Virmani, sutradara Cowboys in Paradise, itu untuk film.
Dalam film pendek tentang gigola tersebut, Bima berperan sebagai pemain surfing yang direkam Amit. ''Saya hanya diminta main surfing,'' ujar Bima kepada penyidik.
Bima mengaku pernah berkenalan dengan Amit pada akhir 2007 atau awal 2008. Menurut dia, Amit yang pelancong asal Singapura itu tak pernah membicarakan soal film. ''Dia bilang untuk koleksi pribadi,'' katanya.
Untuk main surfing itu, kata Bima, Amit hanya memberikan Rp 150 ribu. ''Dia pernah kasih uang. Tapi, saya lupa berapa. Mungkin sekitar Rp 150 ribu,'' tuturnya.
Denis, bahkan mengaku sama sekali tidak kenal Amit. Dalam cuplikan Cowboys in Paradise, pemuda asal Sumbar itu tampak bermain bola dengan turis bule.
''Saya cuma main bola. Saya tidak tahu ada orang yang merekam,'' ujar Denis.
Tidak hanya tak mengenal Amit, Denis bahkan mengaku tidak menonton cuplikan Cowboys in Paradise di internet. ''Saya tahu dari TV, bukan dari filmnya langsung,'' tuturnya.
Bima maupun Dennis mengaku malu wajah mereka muncul dalam cuplikan film menghebohkan tersebut. ''Nggak enak sama keluarga, juga sama orang asli Bali,'' imbuh Denis.
Karena tidak merasa dimintai izin, apalagi film itu ditayangkan ke publik, Denis menyatakan akan menuntut Amit. ''Kalau bisa, orangnya dituntut. Saya sama sekali bukan gigolo,'' tegasnya.
Sementara itu, Ketut Suardana dimintai keterangan karena wajahnya muncul pula dalam cuplikan Cowboys in Paradise yang beredar di internet.
Tak seperti Bima dan Denis yang dijemput polisi, Suardana datang sendiri ke polda. Sebelum diperiksa penyidik, Suardana menyatakan siap menjawab apa adanya demi kepentingan hukum.
''Saya siap dimintai keterangan apa pun,'' ujarnya. Sebagaimana Bima dan Dennis, Suardana juga mengaku tidak tahu adegan yang melibatkan dirinya itu adalah bagian dari film tentang gigolo.
Saat pengambilan gambar pada 2008, dia hanya diminta untuk menjelaskan penyebaran HIV/AIDS di Bali. ''Hanya itu. Jadi, saya juga tidak tahu syuting itu untuk film,'' tuturnya