HOME

Tuesday, May 25, 2010

Daftar Tempat Wisata di Bali

Air Panas Banyuwedang(Banyuwedang Hot Spring)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Air Panas Banyuwedang bersumber dari mata air panas yang muncul di pantai. Air panas ini berada di bawah air pada waktu air pasang. Merupakan sumber air panas terbesar, bangunan beton pengaman dibuatkan dalam bentuk lingkaran yang berfungsi sebagai tanggul, sehingga pada saat air pasang air panas tersebut tidak bercampur dengan air laut. Air panas ini banyak mengandung belerang dengan rata-rata suhu 40 derajat celcius.
Karena kandungan belerangnya yang cukup tinggi, air panas ini dipercayai secara meluas bahkan sampai ke pulau Jawa karena air panas ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit terutama penyakit kulit. Tidak mengherankan apabila banyak orang-orang yang datang ke tempat ini dengan harapan penyakitnya dapat sembuh. Pantai dimana terdapat sumber air panas ini ditumbuhi tanaman bakau yang mencegah abrasi pantai. Dapat dikatakan pantai Bayuwedang ini bebas dari abrasi.
Adanya teluk dan beberapa pasir putih di sekitarnya menambah asset pariwisata di sekitar Banyuwedang ini. Air Panas Banyuwedang terletak di Desa Pejarakan Kecamatan Gerokgak 60 km dari kota Singaraja, dipinggir batas kawasan Taman Nasional Bali Barat. Di sebelah selatan jalan raya ke Air Panas Banyuwedang termasuk kawasan Taman Nasional, sedangkan di sebelah utaranya adalah kawasan Batu Ampar yang terdiri dari tanah berkapur. Kawasan Batu Ampar ini oleh daerah tingkat II Buleleng telah direncanakan sebagai kawasan wisata baru, mengingat adanya potensi daya tarik yang besar, diantaranya adalah adanya Taman Laut di sekitar Pulau Menjangan.
Jalan menuju air panas Banyuwedang dari jalan raya jurusan Singaraja-Gilimanuk telah dikeraskan, demikian pula telah dibangun fasilitas parkir. Di sumber air panas yang ditanggul dibangun sebuah bangunan dengan beberapa kamar mandi tertutup. Di areal Air Panas Banyuwedang terdapat juga beberapa fasilitas WC yang dibangun oleh Taman Nasional Bali Barat, dan beberapa tempat berteduh. Jumlah kunjungan wisatawan Nusantara tinggi jika dibandingkan dengan Mancanegara. Pengunjung yang datang kebanyakan dengan tujuan untuk berobat. Pengunjung yang dari pulau Jawa kebanyakan berasal dari Daerah Banyuwangi.
Sesungguhnya sumber air panas Banyuwedang terletak ditengah-tengah hutan bakau di pinggir pantai. Daerah sekitarnya relatif gersang karena tanahnya terdiri atas tanah kapur dan tidak terdapatnya sungai yang dapat menjadikan sumber air untuk penghijauan sekitarnya. Oleh karenanya tanaman yang banyak tumbuh adalah tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, seperti yang dikenal di Bali sebagai pohon "bekeul" atau "bangyang". Adanya air panas yang mengandung belerang yang terletak di pinggir pantai ditunjang dengan daerah yang jarang penduduknya sehingga dapat diciptakan suasana tenang, menyebabkan Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali akan mengembangkan daerah ini sebagai Kawasan Pariwisata Untuk Kesehatan, atau yang umum disebut "Health Tourism".
Air Panas Penatahan(Penatahan Water Spring)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Air Panas ini terletak di desa Penatahan Kecamatan Penebel + 13 km dari Kota Tabanan ke Utara 34 km dari Denpasar dengan panorama alam yang indah dan dikanan kirinya dilatarbelakangi oleh sawah yang berundak-undak. Mata air panas ini berada di tepi sungai Yeh Ho dan air panas Penatahan oleh masyarakat di kenali dengan nama Yeh Panes. Berdasarkan hasil penelitian dari laboratorium Departemen Kesehatan, air panas ini sangat baik untuk mandi karena mengandung belerang dan mineral lainnya yang sangat baik untuk menyembuhkan penyakit kulit.
Air Terjun Dusun Kuning (Dusun Kuning Waterfall)
Kabupaten/Kota : Bangli
Di bagian selatan sekitar 6 km dari kota Bangli, di Desa Taman Bali terdapat sebuah air terjun. Karena letaknya di Desa Dusun Kuning maka dinamakan air terjun Dusun Kuning.
Air terjun ini berada di ketinggian 25 meter diatas permukaan Sungai Melangit yang mengalir ke arah selatan. Lokasi ini dapat dicapai dengan beragam jenis transportasi dan dari desa kecil ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 500 meter. Daerah yang dingin dengan udara yang sejuk dikombinasi dengan hijaunya dedaunan meningkatkan pesona air terjun alami. Dan tidak jauh dari tempat ini terdapat hutan yang dihuni oleh ratusan kera.
Air Terjun Singsing(Singsing Waterfall)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Pada waktu musim panas, volume air terjun relatif menurun. Jalan menuju air terjun yang sedikit mendaki merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk kegiatan "trekking". Letaknya yang tidak jauh dari kawasan Lovina, bahkan dapat dicapai dengan jalan kaki dari Lovina, menjadikan obyek ini banyak dikunjungi wisatawan yang umumnya mereka yang tinggal di kawasan Wisata Lovina. Tidak jauh dari air terjun Singsing ini, terdapat monumen Belanda. Monumen ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk memperingati gugurnya seorang Perwira tentara Belanda didalam perang Banjar pada tahun 1868. Sekitar tahun 1956 monumen ini dihancurkan karena dianggap menghormati penjajah. Akan tetapi pada tahun 1992 monumen ini dibangun kembali oleh Pemda Kabupaten Dati II Buleleng dengan maksud bahwa sejarah tidak bisa dihapus, disamping monumen itu juga melambangkan kepahlawanan rakyat Banjar yang mampu menewaskan perwira tentara Belanda. Air Terjun Singsing terletak di Banjar Labuhan Haji Desa Temukus Kecamatan Banjar, 3 km dari Lovina dan 13 km dari Singaraja. Untuk menuju obyek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor sampai ke jurusan desa Tigawarsa. Sebuah tanda penunjuk arah menunjukkan jalan yang harus diikuti dengan berjalan kaki (sepanjang lebih kurang 600 meter) untuk sampai kepada air terjun yang pertama. Untuk mencapai air terjun kedua yang letaknya lebih tinggi harus melalui jalan yang terjal.
Fasilitas parkir dibangun dan diusahakan oleh banjar setempat, dan warung disekitar kawasan inipun telah tersedia. Wisatawan baik Nusantara maupun mancanegara banyak mengunjungi air terjun ini karena suasananya yang tenang, damai dan cocok untuk kesegaran jasmani. Lokasi Air Terjun di daerah perbukitan, yang memberikan pemandangan hamparan pantai Lovina di arah Utara, menjadi daya tarik yang cukup memikat bagi para wisatawan.
Alas Kedaton (Alas Kedaton Mongkey Forest)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Alas Kedaton terletak di desa Kukuh Kecamatan Marga + 4 km dari kota Tabanan. Pura ini mempunyai dua keunikan yang sangat menarik. Pertama memiliki empat pintu masuk ke dalam Pura yaitu dari barat yang merupakan pintu masuk utama yang lainnya dari Utara, Timur dan dari Selatan yang kesemuanya menuju ke halaman tengah. Keunikan yang kedua adalah halaman dalam yang merupakan tempat yang tersuci justru letaknya lebih rendah dari halaman tengah dan luar. Tempat suci ini dikelilingi oleh hutan yang dihuni oleh sekelompok kera yang dianggap keramat. Disamping itu pula terdapat sekelompok kalong yang hidup bergantungan di dahan-dahan pohon kayu yang besar dan sewaktu-waktu beterbangan, merupakan suatu atraksi yang sangat menarik bagi wisatawan baik bagi wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Upacara piodalan di Pura ini adalah jatuh pada hari Selasa (Anggara Kasih) dau puluh hari setelah Hari Raya Galungan. Yang mana upacara dimaksud dimulai pada siang hari dan harus sudah selesai sebelum matahari terbenam. Pura ini sering pula disebut Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan.
Bali Art Centre (Taman Budaya)
Kabupaten/Kota : Denpasar
Taman Werdhi Budaya yang terletak di Jalan Nusa Indah Denpasar merupakan salah satu tempat terluas dan paling komplek untuk pergelaran budaya di Bali dimana setiap tahunnya Pesta Kesenia Bali dilaksanakan di tempat ini. Dirancang oleh arsitektur termuka Bali yakni Ida Bagus Tugur, tempat ini dirancang berdasarkan arsitektur pura dan arsitektur Istana Kerajaan di Bali.
Pada pokoknya kawasan Taman Budaya yang dibelah sebuah sungai dari timur ke barat ini dibagi dalam 4 komplek :
1. Komplek Suci meliputi Pura Taman Beji, Bale Selonding, Bale Pepaosan, dll.
2. Komplek tenang meliputi Perpustakaan Widya Kusuma
3. Komplek setengah ramai meliputi Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, Studio Patung, Wisma Seni dan Wantilan
4. Komplek ramai meliputi Panggung Terbuka Ardha Candra dan Panggung tertutup Ksirarnawa (keduanya berada di Selatan Sungai)
Batu Klotok
Kabupaten/Kota : Klungkung
Pantai Klotok letaknya 5 Km dari kota Semarapura ke arah selatan. Tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi karena dilatarbelakangi pemandangan persawahan dengan Gunung Agung yang nampak di kejauhan dan hamparan laut di depannya. Wisatawan juga dapat menyaksikan dan menikmati pemandangan yang sangat menarik pada saat ada kegiatan upacara melasti.
Bedugul
Kabupaten/Kota : Tabanan
Bedugul merupakan suatu kawasan Pariwisata yang terletak pada ketinggian + 1240 m dari permukaan laut. Daerah ini sangat sejuk dengan temperatur rata-rata 180C pada malam hari dan 240C pada siang hari.
Brahmavihara-Arama
Kabupaten/Kota : Buleleng
Brahmavihara-Arama, yang lebih dikenal dengan nama Wihara Buddha Banjar, merupakan Vihara Buddha terbesar di Bali. Letaknya di daerah perbukitan di Desa Banjar Tegeha Kecamatan Banjar, 22 km sebelah Barat Singaraja dan 11 km dari kawasan wisata Lovina . Dengan suasananya yang sepi dan tenang serta dapat memandang langsung ke pantai Lovina sebagai kawasan wisata di Buleleng, menyebabkan Vihara Buddha ini menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Secara garis besar Vihara ini terdiri atas 5 kompleks penting, yaitu:
a. Uposatha Gara
Terletak di puncak sebelah Barat, sebuah ruangan yang nyaman dan tenang. Pada dinding-dindingnya terpahat panel kelahiran Sang Buddha, dan di tengah-tengah terdapat patung Sang Buddha dalam keadaan mencapai "Sama Sang Buddha" (Nirwana). Ruangan ini fungsinya untuk penasbihan para bhiku samanera (calon bhiku), tahap awal untuk mengikuti latihan tahap berikutnya.
b. Dharmasala
Semacam ruang kuliah terletak di sebelah timur. Di tempat ini para bhiku melakukan kebaktian, memberi khotbah-khotbah, dan juga tempat ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan segala aktivitas spiritual.
c. Stupa
Sebuah bangunan yang bentuknya menyerupai lonceng raksasa yang terletak di sudut Barat Laut, yang seluruh sisi-sisinya terbuat dari beton dengan relief yang sangat mengagumkan.
d. Pohon Bodi
Di sudut barat daya bangunan terdapat pohon besar yang disebut pohon bodi, yang di sekitar pohon tersebut dihias dengan relief. Tempat ini merupakan simbul kemenangan Sang Buddha pada waktu beliau mencapai Sammia Sang Buddha (kesempurnaan yang abadi).
e. Kuti
Kuti ini merupakan tempat tinggal para bhiku maupun para siswa yang sedang menuntut ilmu dan kadang kala tempat ini juga dipergunakan sebagai tempat latihan para bhiku.

Di komplek Vihara terdapat beberapa patung Buddha yang menghiasi setiap sudut taman maupun ruangan. Diantaranya terdapat dua buah patung Budha yang sangat menarik yaitu patung Parinirwana dan patung Buddha sebagai Sang Buddha sedang mencapai sama atau moksa dalam istilah agama Hindu.
Bukit Jambul
Kabupaten/Kota : Karangasem
Bukit Jambul terletak di Desa Pesaban, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Daerah Tingkat II Karangasem, jaraknya kira-kira 12 km dari Klungkung atau 51 km dari kota Denpasar dan dilalui jalan jurusan ke Besakih. 0byek ini terletak diatas bukit, daya tarik obyek ini terletak pada perpaduan panorama perbukitan, sawah, lembah dan panorama laut. Dari tempat ketinggian ini wisatawan dapat menyaksikan keindahan alam yang mempesona. Dipinggir jalan yang menanjak dan berliku dapat disaksikan petak-petak sawah yang bertingkat dan pohon-pohon cengkeh yang subur.Di sebelah Timur tampak bukit menjulang tinggi di wilayah Sidemen dan disebelah Selatan kelihatan areal persawahan Kabupaten Klungkung dan sekitarnya serta pemandangan laut lepas di Selatan Klungkung. Bukit Jambul banyak disinggahi wisatawan yang akan pergi ke Besakih atau pada waktu kembali dari sana.
Bungy Jumping Blangsinga
Kabupaten/Kota : Gianyar
Dengan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Bali khususnya ke Kabupaten Gianyar, pelaku kepariwisataan harus mampu menyediakan dan mengembangkan bermacam–macam atraksi yang diperlukan untuk konsumsi para wisatawan, terutama wisatawan mancanegara.
Untuk mengantisipasi hal itu kini di Desa Blangsinga, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten daerah Tingkat II Gianyar, tepatnya di lembah Air Terjun Tegenungan, telah berdiri Bungge Jumping, yaitu tempat atraksi bagi wisatawan yang senang terjun dari ketinggian kurang lebih 50 meter. Tempat ini sangat tepat untuk atraksi karena alam sekitarnya masih asli dan areal terjunnya leluasa, sehingga kemungkinan bahaya yang timbul sangat kecil.
Bunut Bolong
Kabupaten/Kota : Negara
Bunut Bolong merupakan sebatang pohon bunut yang tumbuh tepat berada di atas jalan aspal. Bunut adalah sejenis tumbuhan yang beranting yang keberadaannya bisa menjadi cukup besar. Pohon Bunut yang satu ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana pada tengah bunut itu terdapat lubang yang lebarnya selebar jalan aspal. Kendaraan bus besarpun bisa melintas dibawahnya. Bunut Bolong disamping sebagai tumbuhan yang alami, juga mempunyai nilai magis menurut keyakinan masyarakat sekelilingnya. Di bagian depan-selatan Bunut Bolong itu terdapat sebuah tempat suci berupa pura yang bernama Pujangga Sakti. Dengan bentuknya yang penuh lekukan-lekukan menambah daya tarik Bunut Bolong itu.Disamping keunikan Bunut Bolong itu sendiri, di sebelah baratnya juga terdapat hamparan hutan yang membentang dari selatan ke utara yang sangat mempesona untuk dinikmati. Karena bila kita berdiri di sekitar Bunut Bolong kita akan dapat menyaksikan perkebunan cengkeh yang juga memiliki keindahan tersendiri.
Bunut Bolong terletak di daerah pegunungan yang termasuk wilayah Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Untuk mencapai Bunut Bolong dari Kota Denpasar harus ditempuh jarak lebih kurang 86 km. Untuk menuju Bunut Bolong dapat dicapai dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.
Bunut Bolong sebagai tujuan Wisata masih sangat asli dan alami, sarana dan prasarana yang mendukungnya masih belum memadai. Tempat parkir, toilet umum, penginapan, restauran maupun kios-kios souvenir belum tersedia. Udara dan suasana yang sejuk serta nyaman di Bunut Bolong membuat setiap pengunjung betah untuk tinggal disana. Pengunjung yang datang adalah baik berupa wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Di Bunut Bolong pengunjung akan disapa dengan ramah oleh seorang petugas yang ditugaskan khusus mencatat data pengunjung.
Danau Buyan dan Tamblingan(Buyan and Tamblingan Lake)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Danau Buyan dan Danau Tamblingan seolah danau kembar yang memiliki daya tarik yang sangat mempesona. Keaslian alam di kedua danau ini masih sangat dirasakan, misalnya dengan tidak adanya penggunaan perahu bermotor di kedua danau ini. Masyarakat setempat menggunakan perahu-perahu kecil yang disebut "pedahu" untuk memancing. Dengan udara yang sejuk dikelilingi pegunungan yang serba hijau, suasana udara yang segar memberikan suasana yang tenang dan nyaman. Danau ini sangat ideal untuk rekreasi air seperti mendayung dan memancing. Bagi mereka yang menyenangi alam dan rekreasi, kedua danau inilah tempatnya. Adanya kera-kera yang tidak jauh dari kedua danau ini, yaitu di jalan raya sebelah danau Buyan jurusan Denpasar-Singaraja, yang semakin hari semakin banyak jumlahnya, menambah daya tarik kawasan ini sebagai obyek wisata.
Danau Buyan dan Danau Tamblingan berlokasi di Kecamatan Sukasada, 21 km sebelah Selatan Kota Singaraja, terletak di pinggir jalan Denpasar-Singaraja. Letaknya yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 1000 m dari permukaan laut menyebabkan udaranya agak sejuk dan dingin pada malam hari. Sedangkan Danau Tamblingan dapat dicapai melalui pertigaan ke arah Desa Munduk, desa Gobleg dan tembus di Lovina. Sepanjang jalan ke danau ini dapat dilihat pemandangannya secara utuh. Dari Desa Munduk dapat dicapai danau melalui jalan swadaya masyarakat. Mobil dapat mencapai pinggir danau yang masih asri, dengan kawasan hutannya yang belum tersentuh.
Fasilitas yang tersedia adalah tempat parkir untuk mobil tepi danau, penyewaan perahu untuk keperluan memancing ataupun sekedar berekreasi, dan fasilitas akomodasi. Dari pengamatan secara umum, kebanyakan wisatawan yang datang ke tempat ini adalah wisatawan mancanegara yang independent, mereka membawa kendaraan sendiri. Setiap saat danau ini ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara.
Lokasi 0byek Danau Buyan dan Tamblingan terletak di kawasan yang sangat strategis yakni diapit oleh tiga obyek wisata terkenal yaitu Bedugul dengan Pura Ulun Danunya, Air Terjun Gitgit, dan Lovina Beach. Sebagai latar belakang adalah gunung Lesong dengan ketinggian 1860 m memagari kejernihan air danau sekaligus menciptakan keheningan yang sangat alami.
Denpasar (Denpasar City)
Kabupaten/Kota : Denpasar
Denpasar sebagai pusat pemerintahan Bali, pusat bisnis di Bali merupakan ibukota dari Propinsi Bali. Jalan Gajamada merupakan yang dulunya merupakan pusat bisnis sampai saat ini dimana kantor-kantor Bank, restaurant dan pusat pemerintahan Kotamadya Denpasar terletak di jalan ini. Sebagai kota yang berkembang menjadi kota modern (metropolitan) Kota Denpasar memiliki prasarana dan sarana seperti pusat perbelanjaan dan restaurant yang terletak di Jalan Teuku Umar. Untuk tempat berbelanja bahan baku textile dan kerajinan cobalah berkunjung ke Pasar Badung dan Pasar Kumbasari yang letak dipisahkan oleh Tukad Badung. Untuk pusat perbelanjaan modern anda bisa ke jalan-jalan Ke Jalan Sudirman dan Jalan Diponegoro tempat lokasi dari Matahari, Rimo, Ramayana, Tiara Dewata dan Libi Department Store .

Denpasar-Bedugul-Alas Kedaton-Tanah Lot
Kabupaten/Kota : Tabanan
Merupakan suatu rute perjalanan yang sangat menyenangkan dari Denpasar menuju Bedugul. Bedugul adalah daerah pegunungan yang dingin di mana terdapat sebuah danau (Danau Beratan) dan Pura Ulun Danu. Kita dapat menikmati pemandangan alam yang indah serta tempat rekreasi air dan lain-lain. Dari Bedugul kita menuju obyek wisata Alas Kedaton, dimana terdapat ratusan ekor kera dan kelelawar di hutan yang mengelilingi Pura Alas Kedaton yang dibangun sekitar abad XV Masehi. Setelah itu kita meneruskan perjalanan ke Tanah Lot yang sudah tidak asing lagi bagi wisatawan seluruh mancanegara. Di Tanah Lot terdapat sebuah pura di tengah laut dan bila matahari akan tenggelam di ujung laut, maka terciptalah suatu pemandangan yang sangat indah.

Desa Batubulan(Batubulan Village)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Tempat ini adalah sebuah desa dalam ruang lingkup Kecamatan Sukawati Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Desa Batubulan pada awalnya terkenal sebagai satu desa agraris yang kaya akan kesenian termasuk Seni Tari dan Seni Ukir. Struktur masyarakat dan kebudayaan agraris yang dijiwai oleh Agama Hindu menjadi dasar dari kehidupan masyarakat Desa Batubulan. Batubulan sangat terkenal sebagai 0byek Wisata Tari Barong yang khas. Desa ini terletak pada jalur Denpasar-Gianyar kira-kira 10 km dari Denpasar dan 21 km dari Gianyar. Setiap harinya para wisatawan mancanegara maupun Nusantara menyaksikan tarian barong di lima tempat pertunjukan. Disamping itu para wisatawan juga dapat melihat para pematung batu padas membuat patung-patung untuk dekorasi rumah hotel, perempatan jalan, jembatan maupun pura.
Desa Batukaan (Batukaan Village)
Kabupaten/Kota : Bangli
Desa Batukaang terletak kira-kira 35 km dari Kintamani. Dikenal sebagai tujuan wisata bagi mereka yang khususnya tertarik pada kebudayaan.
Desa Belega dan Bona(Belega and Bona Village)
URL : http://
Kabupaten/Kota : Gianyar
Desa Belega termasuk Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, sedangkan Banjar/Dusun Bona merupakan wilayah Desa Belega. Yang sangat menarik dari Desa Belega ini adalah, desa ini terkenal sebagai pusat kerajinan dari bambu, yang antara lain berupa : kursi, tempat tidur, meja hias, almari dan lain-lainnya.Sedangkan Desa Bona terkenal sebagai pusat kerajinan dari daun lontar dan tari kecaknya.
Hampir setiap hari Desa Belega dan Bona ini dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang ingin membeli atau memesan kerajinan bambu atau daun lontar untuk keperluan rumah tangga atau hotel/restaurant. Di samping itu Bona juga terkenal dengan tari kecaknya yang mengambil ceritera Ramayana. Setelah pertunjukan tari kecak, dipertunjukkan juga tari Sang Hyang Dedari yang ditarikan oleh 2 orang gadis kecil dalam keadaan tidak sadar (trance), dan terakhir dipertunjukkan Tari Sang Hyang Jaran, dimana seorang laki-laki menari sambil menendang bara api yang sangat besar dengan kaki telanjang.
Desa Gelgel (Gelgel Village)
Kabupaten/Kota : Klungkung
DESA GELGEL terletak 3 Km dari Kota Semarapura ke arah Selatan, dekat dengan Desa Kamasan. Wisatawan dapat menyaksikan kegiatan upacara yang dilakukan selama tiga hari, dimulai pada hari Senen setelah hari raya Galungan (yang disebut dengan " Pamacekan Agung"). Desa ini juga terkenal dengan kerajinan Tenun kain Songket yang menjadi ciri khas desa tersebut.
Desa Kamasan (Kamasan Village)
Kabupaten/Kota : Klungkung
DESA KAMASAN terkenal dengan kerajinan perak, ukiran selongsong peluru, emas dan lukisan wayang tradisionalnya. Barang-barang seni hasil kerajinan perak, emas, selongsong peluru dan lukisan khas wayang tradisional ini selain erat kaitannya untuk upacara-upacara keagamaan juga dapat

Desa Mas (Mas Village)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Desa Mas sudah terkenal akan kesenian, kerajinan ukir-ukiran, patung dan lain-lainnya sejak jaman dahulu sampai sekarang. Letak Desa Mas sangat strategis, karena berada pada jalur pariwisata, oleh karena itu Desa Mas termasuk salah satu Obyek Wisata yang menarik di Daerah Gianyar bagian Barat.
Desa Mas ini berhari-hari banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun Nusantara untuk melihat dan membeli hasil industri kerajinan masyarakat Desa Mas. Seorang Brahmana dari Majapahit, yang tidak betah lagi tinggal disana, datang ke Bali karena masih kuat ingin mempertahankan Agama Hindu yang didesak oleh Agama Islam. Beliau ini disebut Pedanda Sakti Bawu Rauh atau dengan nama lain Danghyang Nirarta atau Danghyang Dwijendra. Selama beliau di Desa Mas, beliau banyak memberikan pelajaran dan pengetahuan baik dibidang agama, sosial, seni budaya dan lain-lainnya kepada Mas Wilis.Setelah Mas Wilis mendalami semua pelajaran dan pengetahuan yang diberikan, lalu diadakan pendiksaan oleh Pedanda Sakti Bawu Rauh dan ia diberi gelar Pangeran Manik Mas. Sebagai bukti bakti untuk menghormati jasa-jasanya, Pangeran Manik Mas membuat pesraman atau Geria dengan segala perlengkapannya untuk Pendanda Sakti Bawu Rauh. Demikian pula Pedanda Sakti Bawu Rauh untuk memperingati kejadian ini, (sebagai bukti), beliau menancapkan tongkat tangi (pohon tangi) yang masih hidup sampai sekarang yang terletak di jaba tengah Pura Taman Pule Mas. Sejak saat itu beliau memberi nama desa ini Desa Mas. Disamping itu Pangeran Manik Mas mempersembahkan putrinya yang bernama Ayu Kayuan (Mas Gumitir), dari perkawinannya dengan Mas Gumitir menurunkan Brahmana Mas yang tinggal di Desa Mas sekarang ini.
 
Desa Peliatan (Peliatan Village)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Desa Peliatan sebagai obyek wisata di Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar banyak dikunjungi oleh para wisatawan Mancanegara maupun Nusantara untuk membeli hasil kerajinan rakyat maupun menonton pertunjukan keseniannya, disamping karena letaknya sangat dekat dengan Ubud. Desa Peliatan memiliki potensi yang cukup baik dalam bidang seni budaya dan gudangnya para seniman. Di desa ini tumbuh dan berkembang dengan suburnya berbagai kegiatan seni, baik seni tari, seni patung, seni ukir maupun seni lukis. Di Desa Peliatan hidup tokoh-tokoh seni.Tokoh-tokoh seni tabuh yang cukup banyak pengalaman dan terkenal di tingkat Nasional maupun International seperti : Anak Agung Gede Mandra, I Wayan Gandra, I Wayan Gerindem dan I Made Lebah, semuanya bergabung dalam sekeha Gong Gunung Sari Desa peliatan yang cukup punya andil untuk merangsang para wisatawan lebih bergairah datang ke Bali pada umumnya maupun ke Desa Peliatan pada khususnya.
Tidak jarang diantara mereka ikut merasakan seni dan ikut berperan sebagai penabuh. Mereka belajar menari dan menabuh dengan guru-guru. Di bidang seni lukis, ukir maupun patung, Desa Peliatan juga memiliki potensi yang cukup tinggi. Perkembangan seni lukis maupun seni patung sudah berkembang sejak masuknya Agama Hindu.
Desa Sebatu dan Pujung(Sebatu and Pujung Villages)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Desa Sebatu terletak di sebelah Utara Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, sedangkan Banjar atau Dusun Pujung termasuk wilayah Desa Sebatu. Dari desa Peliatan, arah Desa Sebatu adalah ke Utara, dan di lokasi itulah banyak sekali para pematung yang di sepanjang jalan ngobrol sambil tangan mereka sibuk mengukir kayu dengan pisau kecil. Dan di Desa Sebatu terletak di sebelah Utara Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, sedangkan Banjar atau Dusun Pujung termasuk wilayah Desa Sebatu. Dari desa Peliatan, arah Desa Sebatu adalah ke Utara, dan di lokasi itulah banyak sekali para pematung yang di sepanjang jalan ngobrol sambil tangan mereka sibuk mengukir kayu dengan pisau kecil. Dan di Desa Adat Sebatu ini terdapat sebuah Pura Gunung Kawi Sebatu.
Desa Sebatu dan Pujung banyak dikunjungi oleh para wisatawan Mancanegara maupun Nusantara dan tujuan mereka adalah untuk melihat serta membeli hasil-hasil kerajinan masyarakat yang berupa pohon pisang, buah-buahan, bunga-bungaan, patung antik, patung Garuda dan lain-lainnya yang terbuat dari kayu. Di wilayah Desa Sebatu banyak ditemui bukti-bukti kekunaan. Bukti-bukti tersebut diantaranya adalah Lingga di beberapa pura, upacara-upacara yang tidak memakai Pedanda, dan juga tidak adanya Padmasana pada pura-pura di lingkungan wilayah desa ini. Nama Sebatu sendiri telah dikaitkan dengan cerita yang termuat dalam lontar Usana Bali yaitu cerita Mayadenawa. Ketika terjadi peperangan antara Mayadenawa dan Betara Indra, pada saat Mayadenawa telah mengalami kekalahan ia menarik diri ke Utara. Mungkin karena kepayahan, sementara musuh tetap mengejar, terpelesetlah kakinya pada sebuah batu. Dalam bahasa Bali terpeleset berarti nyauh atau sauh. Karena terpeleset pada batu, kemudian tempat ini diberi nama Sauh Batu. Karena dengan berkembangnya masa kata Sauh Batu diubah menjadi Sebatu. Desa Sebatu dan Pujung banyak dikunjungi oleh para wisatawan Mancanegara maupun Nusantara dan tujuan mereka adalah untuk melihat serta membeli hasil-hasil kerajinan masyarakat yang berupa pohon pisang, buah-buahan, bunga-bungaan, patung antik, patung Garuda dan lain-lainnya yang terbuat dari kayu. Di wilayah Desa Sebatu banyak ditemui bukti-bukti kekunaan. Bukti-bukti tersebut diantaranya adalah Lingga di beberapa pura, upacara-upacara yang tidak memakai Pedanda, dan juga tidak adanya Padmasana pada pura-pura di lingkungan wilayah desa ini. Nama Sebatu sendiri telah dikaitkan dengan cerita yang termuat dalam lontar Usana Bali yaitu cerita Mayadenawa. Ketika terjadi peperangan antara Mayadenawa dan Betara Indra, pada saat Mayadenawa telah mengalami kekalahan ia menarik diri ke Utara. Mungkin karena kepayahan, sementara musuh tetap mengejar, terpelesetlah kakinya pada sebuah batu. Dalam bahasa Bali terpeleset berarti nyauh atau sauh. Karena terpeleset pada batu, kemudian tempat ini diberi nama Sauh Batu. Karena dengan berkembangnya masa kata Sauh Batu diubah menjadi Sebatu. Desa Sebatu terletak di sebelah Utara Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, sedangkan Banjar atau Dusun Pujung termasuk wilayah Desa Sebatu. Dari desa Peliatan, arah Desa Sebatu adalah ke Utara, dan di lokasi itulah banyak sekali para pematung yang di sepanjang jalan ngobrol sambil tangan mereka sibuk mengukir kayu dengan pisau kecil. Dan di Desa Adat Sebatu ini terdapat sebuah Pura Gunung Kawi Sebatu. Desa Sebatu dan Pujung banyak dikunjungi oleh para wisatawan Mancanegara maupun Nusantara dan tujuan mereka adalah untuk melihat serta membeli hasil-hasil kerajinan masyarakat yang berupa pohon pisang, buah-buahan, bunga-bungaan, patung antik, patung Garuda dan lain-lainnya yang terbuat dari kayu. Di wilayah Desa Sebatu banyak ditemui bukti-bukti kekunaan. Bukti-bukti tersebut diantaranya adalah Lingga di beberapa pura, upacara-upacara yang tidak memakai Pedanda, dan juga tidak adanya Padmasana pada pura-pura di lingkungan wilayah desa ini. Nama Sebatu sendiri telah dikaitkan dengan cerita yang termuat dalam lontar Usana Bali yaitu cerita Mayadenawa. Ketika terjadi peperangan antara Mayadenawa dan Betara Indra, pada saat Mayadenawa telah mengalami kekalahan ia menarik diri ke Utara. Mungkin karena kepayahan, sementara musuh tetap mengejar, terpelesetlah kakinya pada sebuah batu. Dalam bahasa Bali terpeleset berarti nyauh atau sauh. Karena terpeleset pada batu, kemudian tempat ini diberi nama Sauh Batu. Karena dengan berkembangnya masa kata Sauh Batu diubah menjadi Sebatu. Desa Sebatu terletak di sebelah Utara Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, sedangkan Banjar atau Dusun Pujung termasuk wilayah Desa Sebatu. Dari desa Peliatan, arah Desa Sebatu adalah ke Utara, dan di lokasi itulah banyak sekali para pematung yang di sepanjang jalan ngobrol sambil tangan mereka sibuk mengukir kayu dengan pisau kecil. Dan di Desa Adat Sebatu ini terdapat sebuah Pura Gunung Kawi Sebatu. Desa Sebatu dan Pujung banyak dikunjungi oleh para wisatawan Mancanegara maupun Nusantara dan tujuan mereka adalah untuk melihat serta membeli hasil-hasil kerajinan masyarakat yang berupa pohon pisang, buah-buahan, bunga-bungaan, patung antik, patung Garuda dan lain-lainnya yang terbuat dari kayu. Di wilayah Desa Sebatu banyak ditemui bukti-bukti kekunaan. Bukti-bukti tersebut diantaranya adalah Lingga di beberapa pura, upacara-upacara yang tidak memakai Pedanda, dan juga tidak adanya Padmasana pada pura-pura di lingkungan wilayah desa ini. Nama Sebatu sendiri telah dikaitkan dengan cerita yang termuat dalam lontar Usana Bali yaitu cerita Mayadenawa. Ketika terjadi peperangan antara Mayadenawa dan Betara Indra, pada saat Mayadenawa telah mengalami kekalahan ia menarik diri ke Utara. Mungkin karena kepayahan, sementara musuh tetap mengejar, terpelesetlah kakinya pada sebuah batu. Dalam bahasa Bali terpeleset berarti nyauh atau sauh. Karena terpeleset pada batu, kemudian tempat ini diberi nama Sauh Batu. Karena dengan berkembangnya masa kata Sauh Batu diubah menjadi Sebatu.
Desa Sidan (Sidan Village)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Obyek Wisata Alam Sidan terletak di Desa Sidan Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar, tepatnya 4 Km, dari Kota Gianyar ke arah Kota Bangli dan 31 Km. Dari Kota Denpasar. Konon Desa Sidan ( Kerajaan Sidan ) berada di Dusun Pegesangan ( kurang lebih 1 km. di sebelah Selatan Desa Sidan sekarang ) dan karena sesuatu hal maka kerajaan tersebut dipindahkan ( kekisidan ) ke Utara, yang sampai saat ini dikenal dengan nama Desa Sidan. Secara alami Desa Sidan memang memiliki panorama yang sangat indah, karena berada di areal bebukitan yang lepas pandang. Disamping alamnya Desa Sidan juga memiliki beraneka ragam obyek wisata, baik yang berupa peninggalan purbakala maupun yang baru dibangun antara lain :
a. PURA DALEM SIDAN
Pura Dalem Sidan didirikan sekitar abad 17 oleh tetua dari Puri Sidan yaitu I Dewa Gede Pindi ( almarhum ), yang selanjutnya pada tahun 1948 direnovasi kembali oleh putranya yang bernama I Dewa Kompyang Pindi ( almarhum ). Pura Dalem Sidan tidak jauh berbeda dengan pura lainnya, tetapi pura ini mempunyai keunikan tersendiri, karena disamping kemegahannya, juga dihiasi dengan beraneka ragam relief dan ukiran yang khas dan sarat dengan filosofi Agama Hindu.
b. PURA BUKIT CAMPLUNG
Lebih kurang 100 Meter kearah Timur Laut dari Pura Dalem Sidan terdapat sebuah Pura yang bernama Pura Bukit Camplung, yang berdiri megah diatas tebing, dimana tebing –tebing tersebut penuh dengan tulisan – tulisan kuna, yang sampai saat ini belum diketahui asal muasal tulisan tersebut. Di tebing sebelah Utara terdapat selokan mata air kecil yang sangat dikeramatkan karena dipercaya masyarakat sekitarnya dapat menyembuhkan penyakit kulit. Konon di pura ini juga para Dewata menganugrahkan Gambelan Angklung Sidan yang sudah sangat terkenal sampai ke Manca Negara. Pura Bukit Camplung juga disebut Pura Masceti, karena masyarakat Pengemongnya adalah 9 subak ( Organisasi Klasik Petani Bali ) di Desa Sidan.
c. STAGE BARONG SIDAN
Disebelah Barat Pura Dalem Sidan tepatnya di areal teras persawahan yang sangat indah, telah dibangun stage pertunjukan untuk menyajikan kesenian – kesenian yang berasal dari Kabupaten Gianyar. Saat ini Wisatawan yang ingin menyaksikan Barong khas Stage Sidan ( Pertunjukan Barong Taru Pramana ) dapat memesan langsung ke Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar.

Demikian sebagian kecil penjelasan mengenai Alam Sidan, bila kita masuk ke obyek Wisata Alam Desa Sidan maka akan kita saksikan Sidan secara keseluruhan dan diyakini dapat menikmati keindahan Alam yang masih alami.
Desa Tenganan (Tenganan Village)
Kabupaten/Kota : Karangasem
Desa Tenganan atau Tengan Pegeringsingan merupakan salah satu dari sejumlah desa kuno di Bali yang dikenal dengan sebutan Bali Age. Pola kehidupan masyarakat Tenganan seperti pola perkampungan, struktur komunikasi sistim ritual merupakan suatu yang amat unik.
Goa Lawah (Bat Cave)
Kabupaten/Kota : Klungkung
Tempat sangat menarik untuk dikunjungi karena letaknya strategis dipinggir pantai dengan pemandangan laut dan pulau Nusa Penida di kejauhan serta penataan pantainya yang asri dan indah. Di pantai kadang-kadang wisatawan dapat menyaksikan kegiatan upacara adat dan juga dapat melihat kelelawar bergelantungan di tepi goa.
Gunung Agung(Mount Agung)
Kabupaten/Kota : Karangasem
Gunung Agung yang merupakan Gunung yang disucikan oleh masyarakat Hindu Bali dimana mereka memiliki kepercayaan bahwa para dewa-dewa berstana di Gunung Agung. Gunung Agung salah satu gunung yang masih aktif di Pulau Bali, letusan terakhir terjadi pada tahun 1963 yang mengakibatkan kehancuran terutama di Kabupaten Karangasem. Gunung yang memiliki ketinggian 3,014 meter, di kaki gunung terdapat Pura Besakih, pura yang terbesar yang terdapat di Bali. Para petualang dapat memanjat Gunung Agung antara bulan Juli dan Bulan October.
Gunung Batur (Mount Batur)
Kabupaten/Kota : Bangli
Gunung yang sampai saat ini masih aktif dengan ketinggian 1,500 meter dari permukaan laut dan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Denpasar. Dua letusan yang terjadi pada tahun 1917 dan 1926 serta tahun 1994. Dengan danau Batur yang terletak di kaki gunung Batur memberikan suasana pemandangan yang menakjubkan. Kegiatan hiking menuju puncak kurang lebih 3 jam untuk menyaksikan Gunung Agung dan Gunung Rinjani
Gunung Kawi Tampaksiring
Kabupaten/Kota : Gianyar
Setelah melewati Gapura dan 315 anak tangga di pinggir sungai Pakerisan yaitu sebuah sungai yang mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi, terletak komplek candi Gunung Kawi. Obyek wisata ini termasuk wilayah Tampaksiring 40 km dari Denpasar. Mengenai nama Gunung Kawi ini belum diketahui dengan pasti asal mulanya. Namun secara etimologi dikatakan berasal dari kata Gunung dan Kawi, yang berarti gunung adalah daerah pegunungan dan Kawi berarti pahatan. Jadi maksudnya ialah pahatan yang terdapat di pegunungan atau di padas karang. Menurut sejarahnya diantara raja – raja yang memerintah di Bali yang paling terkenal adalah Dinasti Warmadewa. Raja Udayana adalah merupakan dinasti ini dan beliau adalah anak dari Ratu Campa yang diangkat anak oleh Warmadewa. Setelah dewasa Udayana nikah dengan Putri Jawa yang bernama Gunapriya Dharma Patni. Dari perkawinannya ini menurunkan Erlangga dan Anak Wungsu. Akhirnya setelah Erlangga wafat tahun 1041, kerajaanya di Jawa Timur dibagi Dua. Pendeta Budha yang bernama Empu Baradah dikirim ke Bali agar pulau Bali diberikan kepada salah satu Putra Erlangga, tetapi ditolak oleh Empu Kuturan. Selanjutnya Bali diperintah oleh Raja Anak Wungsu antara tahun 1029 – 1077 dan dibawah perintahnya Bali merupakan daerah yang sangat subur dan tentram. Setelah beliau meninggal dunia abunya disimpan dalam satu candi di komplek Candi Gunung Kawi. Tulisannya yang terdapat diatas pintu semu yang berbunyi : " Haji Lumah Ing Jalu " yang berarti Sang Raja dimakamkan di Jalu" sama dengan "Susuh" dari ( ayam jantan ) yang bentuknya sama dengan "Kris" maka perkataan Ing Jalu dapat ditafsirkan sebagai petunjuk " Kali Kris " atau Pakerisan. Raja yang dimakamkan di jalu dimaksud adalah Raja Udayana. Sedangkan tulisan " Rwa Anakira " yang berarti " Dua Anaknya " kemungkinan yang dimaksud makam Raja Udayana, Anak Wungsu dan Empat orang Permaisuri Raja serta Perdana Mentri Raja. Diseberang Tenggara atau dari komplek candi ini terletak Wihara ( tempat tinggal atau asrama para biksu / pendeta Budha ). Peninggalan candi dan wihara di Gunung Kawi ini diperkirakan pada abad 11 Masehi.
Hutan Bambu (bamboo forest)
Kabupaten/Kota : Bangli
Hutan bambu ini terletak di Desa Kubu Kabupaten Bangli, sekitar 5 km dari kota Bangli. Disini para pengunjung dapat menemukan berbagai jenis bambu seperti bambu Petung, bambu Talang tetapi juga yang menarik dari kebun ini adalah suara dari pohon bambu saat bersentuhan antara yang satu dengan lainnya ketika diterpa angin.
Iseh
Kabupaten/Kota : Karangasem
Lingkungan lseh merupakan bagian dari Desa Sidemen, Kecamatan sidemen, Kabupaten Karangasem, jaraknya kira-kira 52 km dari kota Denpasar dan dapat dicapai dengan mobil melalui jalan jurusan Desa Satria, langsung ke Sidemen. 0byek Wisata Iseh sudah terkenal sejak sebelum perang kemerdekaan Indonesia karena keindahan panorama alamnya. Disini pernah tinggal pelukis dari Negara Jerman yang terkenal, sedang namanya yaitu Walter Spies yang hidup antara tahun 1895-1942. Di Iseh Walter Spies membangun gubuk kecil untuk studio tempatnya melukis. Selain itu ada juga pelukis terkenal lain yaitu Theo Mejer dari Swiss yang lahir di Bale Swiss pada tanggal 31 Maret 1908. Mereka banyak melukis pemandangan dengan latar belakang gunung Agung. 0byek lukisannya yaitu kehidupan penduduk sehari-hari, para penari dan upacara adat setempat.
Jati Luwih
Kabupaten/Kota : Tabanan
Jati Luwih, terletak pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut, + 27 km ke arah Utara kota Tabanan. Jati Luwih sebagai Desa Wisata merupakan salah satu obyek yang terindah di Bali, dengan pemandangan yang luas dan panorama sawah yang bertingkat yang tiada taranya. Disebelah utaranya dilatarbelakangi oleh gunung yang berhutan lebat dengan udara yang sejuk dan bersih.
Jemeluk
Kabupaten/Kota : Karangasem
0byek wisata Jemeluk terletak di kawasan pantai Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Daerah Tingkat II Karangasem. Jaraknya lebih kurang 101 km dari kota Denpasar atau 21 km dari kola Amlapura. Meskipun fasilitas penginapan di daerah ini belum ada tetapi di Desa Lipah ketimur kira-kira 3 km sudah ada penginapan serta rumah makan yang sangat mencukupi buat melayani wisatawan.
Jimbaran dan Kedonganan
URL : http://
Kabupaten/Kota : Badung
Jimbaran dan Kedonganan adalah merupakan tempat dimana para nelayan berlabuh dan pusat pasar ikan di daerah Badung. Pantai putih yang cocok untuk berjemur dan berlayar dengan perahu tradisional. Dan pada saat matahari tenggelam sambil menikmati santap malam akan menyaksikan sinar lampu hotel-hotel yang terletak di tebing-tebing sebelah selatan pantai serta menyaksikan kapal terbang yang akan turun dan mengudara di Airport Ngurah Rai.


Kawasan Batur (Batur Area)
Kabupaten/Kota : Bangli
Nama 0byek Wisata Kawasan Batur disesuaikan dengan potensi yang ada yaitu Gunung Batur dan Danau Batur. Pura Batur, yang namanya berasal dari nama Gunung Batur, merupakan salah satu Pura Sad Khayangan yang diemong oleh Warga Desa Batur. Gunung Batur meletus tahun 1917, menyebabkan pura yang tadinya berada di kaki sebelah Barat dipindahkan bersama warga desa ke tempat yang sekarang.Dari Penelokan dapat memandang birunya Danau Batur dan buih-buih ombak yang menepi. Di kawasan ini banyak kapal boat yang melayani wisatawan dan penumpang umum dalam setiap penyeberangan dari Desa Kedisan ke Desa Trunyan. Para nelayan sibuk mengail ikan mujair dan hasil tangkapannya itu di bawa ke Kabupaten Bangli untuk dijadikan makanan khas Bangli yaitu sate mujair. Kawasan Batur berada pada ketinggian 900 m di atas permukaan laut dengan suhu udara sejuk di siang hari dan dingin pada waktu malam hari. Jika ditempuh dari ibu Kota Propinsi kawasan ini berjarak +65 km, dari Ibu Kota Bangli sejauh +23 km. Pura Batur merupakan tempat Pemujaan Umat Hindu di seluruh Bali khususnya Bali Tengah, Utara dan Timur memohon keselamatan di bidang persawahan.
Kawasan Nusa Penida(Nusa Penida Area)
Kabupaten/Kota : Klungkung
Di kawasan Nusa Penida ini terdapat beberapa obyek serta tempat rekreasi wisata tirta. Kawasan Rekreasi tirta tersebut sangat menarik untuk dinikmati oleh para wisatawan, yaitu kawasan bahari dengan tumbuhan karang yang amat indah dan bermacam-macam jenis ikan yang berwarna-warni.
Suana
Disamping pantai berpasir putih dan perbukitan yang indah, di Suana juga terdapat yang disebut Gao Giri Putri. Goa ini terletak di Dusun Karangsari Desa Suana kurang lebih 5 km di sebelah timur Desa Batununggul. Hanya pada waktu masuk kedalam goa saja yang sulit, tapi setelah merangkak 3 km kita sampai pada ruangan goa yang sangat luas. Di dalam goa banyak terdapat stalagnit dan stalaktit, juga terdapat mata air yang dikeramatkan. Goa ini tembus sampai ke barat dan disini terdapat mulut goa yang cukup lebar untuk menyaksikan pemandangan perbukitan.

Karang Bolong
Objek ini dapat disaksikan dari Nusa Penida Desa Sakti. Selain dapat menyaksikan pemandangan Karang Bolong yang sangat indah, juga dapat menikmati pantai Penida berpasir putih dan pemandangan alam di sekitarnya. Demikian pula di Nusa Penida dapat disaksikan pengelolaan sumber mata air yang berada dekat dengan pantai.

Pantai Lembongan dan Jungutbatu
Pantai ini juga berpasir putih, laut disekitarnya jernih dengan berbagai jenis ikan berwarna-warni. serta karang lautnya indah dan beraneka warna, sehingga jelas sekali nampak bagaikan dalam taman laut yang sangat indah. Berbagai atraksi yang sangat menarik juga dapat dilakukan dan dilakukan oleh para wisatawan, misalnya banana boat. Pada sore hari dapat disaksikan betapa indahnya pemandangan matahari terbenan. Dari Jungutbatu maupun Lembongan, para wisatawan dapat menikmati pemandangan alam yang indah di Nusa Ceningan, dengan jembatan diatas laut yang menghubungkan antara Lembongan dan Ceningan.

Kawasan Padanggalak (Padanggalak Area)
Kabupaten/Kota : Denpasar
Kawasan yang merupakan kompleks pariwisatanya Kotamadya Denpasar ini memang lain dari yang lain. Di sana berbagai fasilitas rekreasi telah tersedia, termasuk kolam renang yang bertaraf international. Selain kolam renang yang megah yang siap dipakai sewaktu-waktu untuk event nasional maupun internasional, juga disediakan semacam panggung terbuka guna menampung berbagai atraksi kesenian yang ingin dipertunjukkan ke khalayak umum. Adapun pertunjukkan itu bermacam-macam dari yang klasik sampai ke yang modern, misalnya konser-konser musik maupun pagelaran akbar. Disamping panggung terbuka dan tertutup disediakan juga atraksi permainan sinar laser dengan dilatar belakangi layar air mancur untuk pertunjukan kesenian kesenian daerah. Atraksi dapat dapat disaksikan di Taman Festival Bali, Pdanggalak Jarak Kawasan Padang Galak ini relatif dekat dengan Kota Denpasar. Karena sarana transportasi sudah sangat baik maka hanya dengan 7 sampai 10 menit saja anda akan sampai ke tempat ini. Kawasan Padang Galak sangat disenangi bagi mereka yang ingin bersantai atau sekedar mandi berenang di kolam untuk mereka yang alergi dengan air laut. Disamping kolam renang juga disediakan kolam reftile (buaya). Selain restaurant yang berarsitektur daerah juga dapat dilihat pasar-pasar tradisional.
Kawasan Toya Bungkah (Toya Bungkah Area)
Kabupaten/Kota : Bangli
Toyobungkah termasuk wilayah Desa Batur, terletak di kaki Gunung Batur atau dipinggir Barat Danau Batur yang jaraknya kurang lebih 6 km dari Desa Kediaman, 38 km dari Kota Bangli dan 78 km dari Kota Denpasar. Toyobungkah merupakan Sumber Mata Air Panas Alam yang sehari-harinya dimanfaatkan untuk merendam badan karena dianggap dapat menyembuhkan penyakit khususnya penyakit kulit. Airnya ditampung pada suatu kolam kecil yang terletak di sebelah Danau Batur. Karena letak kolam air panas sangat berdekatan dengan Danau Batur, maka pandangan ke arah danau menjadi bebas sehingga dari kejauhan tampak pemandangan yang indah dimana disebelah timur laut Danau Batur kelihatan Desa Trunyan yang dikelilingi daerah perbukitan yang menghijau. Disamping pemandangannya yang sangat indah, Toyobungkah hawanya sejuk, sehingga tidak mengherankan apabila seorang pujangga dan sastrawan terkenal yaitu Sutan Takdir Ali Syahbana memilih Toyobungkah sebagai tempat untuk mendirikan bangunan yang disebut Balai Seni Toyobungkah yaitu tempat yang dipergunakan untuk menggelar berbagai macam kesenian. Dalam perjalanan menuju Toyobungkah kita akan banyak menikmati panorama yang indah seperti panorama gunung dan Danau Batur, pohon cempedak atau nangka, dan tumbuh-tumbuhan lainnya serta tumpukan bekas-bekas lahar yang sudah menjadi karang yang kelihatan indah. Di sebelah timur jalan raya menuju Toyobungkah ada sebuah pura yang cukup besar yaitu Pura Jati. Toyobungkah memiliki daya tarik serta keindahan hingga banyak dikunjungi para wisatawan Mancanegara dan Nusantara yang bertujuan untuk mendaki Gunung Batur, kemah, mandi, berekreasi ataupun melihat dari dekat keindahannya. Di tempat ini terdapat dua kolam air panas yang berdekatan yaitu kolam air panas alam yang bisa dipergunakan untuk umum, khususnya masyarakat sekitar tempat ini, sedang kolam air panas yang satunya telah dibangun dengan tembok penyengker, tempat ini disediakan untuk para wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara.
Kawasan Tukad Unda(Tukad Unda Area)
Kabupaten/Kota : Klungkung
Kawasan Tukad Unda letaknya 38 Km dari Kota Denpasar ke arah timur.Di kawasan Tukad Unda ini terdapat sebuah kegiatan rekreasi arung jeram/ rafting. Tempat rekreasi arung jeram ini memiliki panjang Rafting 9 Km dan pada jalur arung jeram ini kita akan menemui rintangan sekitar 22 rintangan. Maka dari itu bagi wisatawan yang menggemari rekreasi arung jeram, silakan datang ke Kawasan Tukad Unda serta silakan mencoba mengarungi jeram tersebut.
Kebun Raya
Kabupaten/Kota : Tabanan
Kebun Raya terletak di sebelah Barat 0byek Wisata Bedugul merupakan sebuah komplek hutan suaka alam. Hutan tersebut ditata sedemikian rupa sehingga terwujud suatu pemandangan indah dan nyaman. Di sela-sela pepohonan yang rindang terhampar rerumputan yang menghijau dan ditanami bunga-bungaan yang beranekaragam di sepanjang jalan setapak di sekeliling hutan yang menambah kesejukan udara dan keheningan suasana. Disamping pemandangan yang indah dan menghijau terdapat pula suatu bangunan rumah kaca yang dipergunakan untuk percobaan dan pengembangan tumbuh-tumbuhan terutama anggrek. Juga terdapat ribuan jenis tanaman yang dipelihara dengan baik secara profesional.
Kerta Gosa dan Taman Gili
Kabupaten/Kota : Klungkung
Objek wisata Kertha Gosa dan Taman Gili (Balai Kambang) pada jaman dahulu merupakan bagian dari Puri Semarapura Kerajaan Klungkung yang dibangun pada abad 17. Di sebelah barat bangunan ini terdapat sebuah pintu gerbang yang dikenal dengan nama Pemedal Agung adalah merupakan pintu gerbang utama Puri Semarapura tersebut. Ketiga bangunan bersejarah ini berada dalam satu areal yang terletak dijantung kota Semarapura kurang lebih 40 km sebelah timur kota Denpasar, dilalui oleh jalur lalu lintas perjalanan menuju Besakih, Goa Lawah, Candi Dasa dan dari objek wisata Kertha Gosa/Taman Gili dapat dilanjutkan ke Desa Kamasan yang terletak 2 km kearah selatan sebuah desa yang terkenal dengan kerajinan perak, ukiran klongsong peluru, emas dan lukisan wayang tradisional.
Daya tarik ketiga bangunan ini adalah karena sebagai peninggalan bersejarah dari kerajaan Klungkung dengan ornamen ukiran-ukirannya yang indah mengagumkan. Selain itu pada bangunan Kertha Gosa dan Taman Gili, pada langit-langit atapnya dihiasi lukisan tradisional Kamasan yang amat artistik, menggambarkan filosofi kebudayaan Hindu. Disamping itu pula Taman Gili/Balai Kambang sebagai satu bangunan berarsitektur tradisional Bali didirikan diatas alas kura-kura raksasa disebelah timurnya, diatas tembok kolam yang mengelilinginya berderet patung-patung para dewa disatu pihak dan para raksasa di pihak lain, masing-masing kelompok berusaha mendapatkan Amertha Penyubur Kehidupan.
Kertha Gosha
Kabupaten/Kota : Klungkung
Sebagai bekas kerajaan, wajar jika Klungkung mempunyai banyak peninggalan yang saat ini menjadi objek wisata. Salah satunya adalah Taman Gili Kerta Gosa, peninggalan budaya kraton Semarapura Klungkung. Kerta Gosa adalah suatu bangunan (bale) yang merupakan bagian dari bangunan komplek kraton Semarapura dan telah dibangun sekitar tahun 1686 oleh peletak dasar kekuasaan dan pemegang tahta pertama kerajaan Klungkung yaitu Ida I Dewa Agung Jambe.
Kerta Gosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale akerta Gosa dan Bale Kambang. Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili. Keunikan Kerta Gosa dengan Bale Kambang ini adalah pada permukan plafon atau langit-langit bale ini dihiasi dengan lukisan tradisional gaya Kamasan (sebuah desa di Klungkung) atau gaya wayang yang sangat populer di kalangan masyarakat Bali. Pada awalnya, lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan itu terbuat dari kain dan parba. Baru sejak tahun 1930 diganti dan dibuat di atas eternit lalu direstorasi sesuai dengan gambar aslinya dan masih utuh hingga sekarang. Sebagai peninggalan budaya Kraton Semarapura, Kerta Gosa dan Bale Kambang difungsikan untuk tempat mengadili perkara dan tempat upacara keagamaan terutama yadnya yaitu potong gigi (mepandes) bagai putra-putri raja.
Fungsi dari kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan. Sebab, lukisan-lukisan tersebut merupakan rangkaian dari suatu cerita yang mengambil tema pokok parwa yaitu Swargarokanaparwa dan Bima Swarga yang memberi petunjuk hukuman karma phala (akibat dari baik-buruknya perbuatan yang dilakukan manusia selama hidupnya) serta penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya. Karenanya tak salah jika dikatakan bahwa secara psikologis, tema-tema lukisan yang menghiasi langit-langit bangunan Kerta Gosa memuat nilai-nilai pendidikan mental dan spiritual. Lukisan dibagi menjadi enam deretan yang bertingkat.
Deretan paling bawah menggambarkan tema yang berasal dari ceritera Tantri. Dereta kedua dari bawah menggambarkan tema dari cerita Bimaswarga dalam Swargarakanaparwa. Deretan selanjutnya bertemakan cerita Bagawan Kasyapa. Deretan keempat mengambil tema Palalindon yaitu ciri atau arti dan makna terjadinya gempa bumi secara mitologis. Lanjutan cerita yang diambil dari tema Bimaswarga terlukiskan pada deretan kelima yang letaknya sudah hampir pada kerucut langit-langit bangunan. Di deretan terakhir atau keenam ditempati oleh gambaran tentang kehidupan nirwana. Selain di langit-langit bangunan Kerta Gosa, lukisan wayang juga menghiasi langit-langit bangunan di sebelah barat Kerta Gosa yaitu Bale Kambang. Pada langit-langit Bale Kambang ini lukisan wayang mengambil tema yang berasal dari cerita Kakawin Ramayana dan Sutasoma. Pengambilan tema yanga berasal dari kakawin ini memberi petunjuk bahwa fungsi bangunan Bale Kambang merupakan tempat diselenggarakannya upacara keagamaan Manusa Yadnya yaitu potong gigi putra-putri raja di Klungkung. Daya tarik dari Kerta Gosa selain lukisan tradisional gaya Kamasan di Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang, peninggalan penting lainnya yang masih berada di sekitarnya dan tak dapat dipisahkan dari segi nilai sejarahnya adalah pemedal agung (pintu gerbang/gapura). Pemedal Agung terletak di sebelah barat Kerta Gosa yang sangat memancarkan nilai peninggalan budaya kraton. Pada Pemedal Agung ini terkandung pula nilai seni arsitektur tradisional Bali. Gapura inilah yang pernah berfungsi sebagi penopang mekanisme kekuasaan pemegang tahta (Dewa Agung) di Klungkung selama lebih dari 200 tahun (1686-1908).
Pada peristiwa perang melawan ekspedisi militer Belanda yang dikenal sebagai peristiwa Puputan Klungkung pada tanggal 28 April 1908, pemegang tahta terakhir Dewa Agung Jambe dan pengikutnya gugur. (Rekaman peristiwa ini kini diabadikan dalam monumen Puputan Klungkung yang terletak di seberang Kerta Gosa). Setelah kekalahan tersebut bangunan inti Kraton Semarapura (jeroan) dihancurkan dan dijadikan tempat pemukiman penduduk. Puing tertinggi yang masih tersisa adalah Kerta Gosa, Bale Kambang dengan Taman Gili-nya dan Gapura Kraton yang ternyata menjadi objek yang sangat menarik baik dari sisi pariwisata maupun kebudayaan terutama kajian historisnya.
Kerta Gosa ternyata juga pernah difungsikan sebagai balai sidang pengadilan yaitu selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di Klungkung (1908-1942) dan sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala daerah kerajaan di Klungkung (Ida I Dewa Agung Negara Klungkung) pada tahun 1929. Bahkan, bekas perlengkapan pengadilan berupa kursi dan meja kayu yang memakai ukiran dan cat prade masih ada. Benda-benda itu merupakan bukti-bukti peninggalan lembaga pengadilan adat tradisional seperti yang pernah berlaku di Klungkung dalam periode kolonial (1908-1942) dan periode pendudukan Jepang (1043-1945). Pada tahun 1930, pernah dilakukan restorasi terhadap lukisan wayang yang terdapat di Kerta Gosa dan Bale Kambang oleh para seniman lukis dari Kamasan. Restorasi lukisan terakhir dilakukan pada tahun 1960.

Lapangan Puputan
Kabupaten/Kota : Denpasar
Lapangan Puputan Badung yang merupakan pusat keramaian di Denpasar. Puputan yang artinya "habis-habisan" dimana pada tahun 1906 ketika Belanda menyerbu Denpasar, rakyat Bali yang dipimpin oleh Raja Denpasar memilih untuk bertempur habis-habisan daripada menyerah terhadap Belanda. Kurang lebih 4,000 rakyat Bali termasuk Keluarga Raja Denpasar tewas dan sejak itu Belanda menguasai Bali.
Untuk memperingati perang Puputan Badung maka didirikan Monumen Puputan Badung yang terletak di sebelah Utara lapangan. Monumen tersebut terdiri dari Raja, Ratu dan 2 orang putra raja. Lapangan ini tempat untuk rekreasi bagi masyarakat kota Denpasar .
Lembu Putih dan Gajah Taro(White Cow and Elephant Taro)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, kurang lebih 40 Km. Dari Kota Denpasar, ada sebuah hutan desa yang dihuni oleh sekelompok binatang sapi/lembu putih. Binatang ini sangat dikeramatkan dan disucikan oleh masyarakat sekitarnya maupun masyarakat Bali pada umumnya, karena binatang ini merupakan sarana pelengkap (saksi) upacara di Bali yaitu Ngasti (dan yang setingkat dengan upacara itu). Lembu Putih ini dibawa ke tempat upacara dan oleh penyelenggara upacara dituntun mengelilingi areal/tempat upacara mulai dari arah timur ke selatan dan seterusnya berkeliling sebanyak tiga kali, kemudian berakhir atau selesai di timur. Upacara ini disebut dengan Upacara Mepada (Maideran/Purwa Daksina). Setelah Upacara tersebut selesai Lembu Putih dikembalikan lagi ke hutan Desa Taro, tentunya sebelum dan sesudahnya telah disuguhi berbagai sesajian. Tetapi dengan keindahan alam pedesaan Taro yang sangat menarik, dewasa ini atas usaha seorang investor dan tentunya dengan persetujuan dari Pihak Pemerintah Daerah Tingkat II Gianyar, di sebelah areal hutan sapi/lembu putih Taro, juga telah dikembangkan sebuah atraksi wisata baru yaitu Trakking Gajah. Para wisatawan dapat menaiki gajah berkeliling hutan dengan melewati lorong / jalan setapak di sekitar Desa Taro. Bila diinginkan wisatawan dapat berenang (bermain di air) dengan gajah didalam kolam yang sudah tersedia.
Lingkungan Pura Agung Jagatnatha(Jagatnatha Temple)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Kendatipun lingkungan Pura Agung Jagatnatha ini relatif baru, akan tetapi karena berdiri megah ditengah–tengah kota, lingkungan Pura ini cepat menarik wisatawan. Di saat odalan dan waktu bulan Purnama serta bulan mati (Tilem) bisa disaksikan umat Hindu termasuk anak-anak sekolah datang ke lingkungan Pura ini untuk bersembahyang dengan destar putih, baju putih dan selendang (saput) kuning untuk kaum pria, sedangkan kaum wanita menggunakan baju kuning atau putih dan selendang kuning atau putih. Pemandangan seperti ini sangat menarik karena ditengah hiruk pikuknya kehidupan kota, umat Hindu tidak pernah melupakan kewajibannya untuk bersembahyang.Suasana kota, lalu lintas, kebisingan, tidak mengurangi kekhusukan umat Hindu di dalam melakukan persembahyangan. Candi Bentar, Padmasana yang menjulang tinggi seakan-akan bersaing dengan menara Telkom yang juga menjulang tinggi sebagai lambang kemajuan teknologi di abad saat ini, tidak mengurangi keagungan Padmasana sebagai Singgasana Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Lingkungan Pura Beji (Beji Temple)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Lingkungan Pura Beji merupakan sebuah lingkungan Pura untuk memuja Dewi Sri, sebagai Dewi yang dikaitkan dengan pertanian khususnya dipercayai sebagai Dewi yang menciptakan padi sebagai bahan makanan pokok. Lingkungan Pura ini juga dikenal sebagai lingkungan Pura Subak untuk Desa Adat Sangsit, dimana seluruh bagian lingkungan Raja dihiasi ukiran style Buleleng dalam bentuk tumbuh-tumbuhan yang merambat dan motif bunga yang mencirikan abad ke 15, jaman Raja Majapahit.Pada pintu gerbang lingkungan pura dihiasi dua ekor naga sebagai penjaga Pura. Daya tarik yang unik dari lingkungan pura ini adalah ukiran yang memenuhi semua bagian pura seakan-akan tidak satu tempat pura yang tidak dihiasi dengan ukiran. Ukiran ini dicat warna-warni sehingga lingkungan pura ini menjadi lebih unik lagi.Lingkungan Pura ini berlokasi di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng.
Lingkungan Pura Dalem Jagaraga(Jagaraga Temple)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Lingkungan Pura Dalem Jagaraga, sebagai salah satu dari lingkungan Pura Kahyangan Tiga Adat Jagaraga, secara umum memiliki pola yang sama dengan lingkungan Pura Dalem lainnya di Bali yaitu lokasinya dekat kuburan, hiasan patung-patung yang berwajah seram dan menakutkan, antara lain patung Betara Durga. Lingkungan Pura Dalem ini memiliki keunikan tersendiri yaitu pahatan relief di tembok depan bagian luar lingkungan pura ini, yang melukiskan pertempuran pesawat udara model kuno di udara (dog fight), perampokan bersenjata, perahu, orang sedang minum bir, mobil model kuno. Keunikan-keunikan seperti inilah yang membuat pura ini terkenal dan banyak dipromosikan oleh para penulis buku panduan wisatawan (guide book).
Lokasi Lingkungan Pura Dalem Jagaraga terletak di Desa Jagaraga, 11 km sebelah Timur Singaraja dipinggir jalan jurusan Singaraja Sawan. Desa Jagaraga juga terkenal dengan "Puputan Jagaraga"-nya dan sekaa Gong Kebyarnya dimana seniman almarhum "Gde Manik" berasal dari Desa ini.

Lingkungan Pura Madwe Karang(Madwe Karang Temple)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Lingkungan Pura Maduwe Karang adalah salah satu lingkungan Pura di Bali yang telah dikenal wisatawan mancanegara sebelum Perang Dunia Kedua. Di Jaman itu wisatawan mancanegara datang ke Bali melalui laut di Pelabuhan Buleleng. Di tempat ini sambil menunggu angkutan umum para wisatawan mempergunakan waktu untuk mengunjungi Lingkungan Pura Beji di Desa Sangsit, Lingkungan Pura Maduwe Karang di Desa Kubutambahan.Lingkungan Pura ini terdiri dari tiga tingkat yaitu "Jaba Pura" di luar lingkungan pura atau "Jabaan", "Jaba Tengah", dan "Jeroan", bagian paling dalam adalah yang paling disucikan. Dua buah tangga batu menanjak menuju Jaba Pura, yang di bagian depannya dihiasi patung-patung batu padas, tiga puluh empat jumlahnya, yang diambil dari tokoh-tokoh dan adegan-adegan ceritera Ramayana.
Patung yang berdiri di tengah-tengah memperlihatkan Kumbakarna yang sedang berkelahi dan dikeroyok oleh kera-kera laskar Sang Sugriwa. Yang unik, pada bagian dinding di sebelah utara terdapat ukiran relief orang naik sepeda yang roda belakangnya terdapat daun bunga tunjung. Daya tarik lain adalah pahatan Durga dalam manifestasinya sebagai Rangda, dalam posisi duduk dengan kedua lututnya terbuka lebar sehingga alat kelaminnya jelas kelihatan. Tangan kanannya diletakkan di atas kepala seorang anak kecil yang berdiri di sebelah lututnya, kaki kanannya diletakkan di atas binatang bertanduk yang sedang berbaring. Pada bagian lain dari dinding lingkungan pura ini terdapat pahatan seorang penunggang kuda terbang dan pahatan Astimuka. Tokoh ini dilukiskan sama dengan Sang Hyang Gana (Ganesha), yakni dewa dengan muka gajah. Kungkungan Pura Maduwe Karang ini terletak di Desa Kubutambahan, 12 km sebelah Timur Singaraja.
Lingkungan Pura Penataran Sasih(Penataran Sasih Temple)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Benda-benda peninggalan jaman kuno di Bali yang berada di Desa Pejeng ada sekitar enam puluh persen. Patung-patung tua dan pusaka-pusaka bersejarah telah tersimpan di setiap lingkungan pura di Desa Pejeng. Nekara Perunggu yang tersimpan di lingkungan Pura Penataran Sasih adalah merupakan salah satu peninggalan jaman kuno "Pra Hindu". Lingkungan pura ini berlokasi di tengah-tengah Desa Pejeng di tepi jalan raya menuju Tampak Siring. Lingkungan Pura Penataran Sasih hingga saat ini telah banyak dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara, baik untuk tujuan melihat-lihat maupun untuk penelitian.
Lingkungan Pura Ponjok Batu(Ponjok Batu Temple)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Lingkungan Pura Ponjok Batu merupakan sebuah tanjung yang terdiri atas bebatuan dimana dari celah–celah batu tersebut tumbuh pohon Kamboja dan semak yang sangat indah. Dalam bahasa Bali "Ponjok Batu" berarti Tanjung Batu. Lingkungan Pura ini merupakan lingkungan Pura tempat pemujaan/tempat persembahyangan umum untuk mohon keselamatan.Dari depan lingkungan pura yang dibatasi jalan raya menuju Amlapura terlihat pemandangan Laut Jawa yang terbentang luas, yang dapat menimbulkan ketenangan jiwa dan menumbuhkan inspirasi bagi pengunjungnya. Laut yang tenang yang ditumbuhi beberapa pohon tua di sekitar bukit menambah keindahan lokasi lingkungan Pura. Beberapa sumber air bertebaran di sekitar lokasi, dan penduduk setempat memanfaatkannya untuk keperluan sehari-hari.
Lingkungan Pura ini terletak lebih kurang 24 km di sebelah Timur Singaraja, terletak di pinggir pantai dan di atas sebuah ketinggian, termasuk wilayah Desa Pacung Kecamatan Tejakula. Disamping karena keindahan alam, arsitektur lingkungan Pura juga mencerminkan gaya khas yaitu seluruh bangunan terbuat dari susunan batu batu alam yang terdapat di sekitar lokasi sangat menarik wisatawan.
Lingkungan Pura Pulaki(Pulaki Temple)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Lingkungan Pura Pulaki dibangun di atas tebing berbatu dan langsung menghadap ke laut. Lingkungan Pura ini kelihatan sangat agung dan sesuai dengan namanya yaitu Lingkungan Pura Agung Pulaki. Daya tarik Lingkungan Pura ini yang menonjol adalah lokasi dan lingkungan Pura. Bukit terjal yang berbatu dan kering serta laut membentang di depannya dan bukit tidak jauh di sebelah Baratnya yang berbentuk tanjung kecil memberikan suasana yang sangat menarik.Kera-kera yang hidup di sekitar pura ini, sering berkumpul di halaman pura karena adanya makanan yang diberikan oleh para pengunjung, menambah daya tarik lingkungan pura ini.Lingkungan Pura Pulaki terletak di desa Banyupoh Kecamatan Gerokgak, 53 km sebelah Barat Singaraja. Lingkungan Pura Pulaki itu sesungguhnya merupakan satu kompleks yang terdiri dari lingkungan Pura Agung Pulaki dengan beberapa "Pesanakannya" yaitu lingkungan Pura Melanting, lingkungan Pura Kertha Kawat, lingkungan Pura Pabean dan lingkungan Pura Pemuteran. Lingkungan Pura Melanting ada kaitannya dengan kemakmuran, khususnya yang beraspek perdagangan, sehingga lingkungan Pura Melanting banyak dikunjungi oleh para pengusaha, pedagang, untuk bersembahyang dan membawa "aturan'. Di Lingkungan Pura Pemuteran, terdapat air panas yang banyak dikunjungi baik oleh penduduk lokal maupun wisatawan.
Lingkungan Pura Pusering Jagat(Pusering Jagat Temple)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Lingkungan Pura ini dianggap sebagai "Pusat Dunia", dimana di sini terdapat sejumlah arca-arca kuno seperti Arca Catuh Kaya dan lain-lainnya. Lingkungan pura ini terletak di Desa Pejeng, tepatnya di sebelah utara lingkungan Pura Kebo Edan. Dan Lingkungan Pura ini pun tak ketinggalan banyak dikunjungi oleh para wisatawan karena letaknya sangat strategis yaitu di komplek wisata purbakala yang lain. Bejana merupakan sebuah benda kekunaan terpenting di lingkungan ini, benda ini terbuat dari batu dengan relief yang menggambarkan para dewa mencari Tirta Amerta. Bejana ini memuat tahun Candra Sangkala 1251 Caka (1329 Masehi), yang menunjukkan masa kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Tahun 1952 arca yang retak telah diperbaiki, dan baru-baru ini bangunan pelindungnya telah dipugar kembali oleh suaka peninggalan sejarah dan purbakala Bali. Oleh Belanda ini disebut juga Sangku Sudamala. Kecuali itu di dalam lingkungan pura ini terdapat juga Gedong Purus, tempat tersimpannya sebuah Lingga dan sebuah Yoni yang dibuat sangat naturalistik. (Purus = Kemaluan laki-laki).
Linkungan Pura Dalem Sangsit(Sangsit Temple)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Daya tarik yang menonjol dari lingkungan pura ini adalah relief pada tembok luar pura yang menggambarkan ceritera "Bima Swarga", yang pada pokoknya menggambarkan adanya hukuman imbalan yang diterima setiap orang setelah yang bersangkutan meninggal sesuai dengan perbuatannya. Misalnya hukuman yang harus diterima oleh seorang yang melakukan perbuatan zinah di saat hidupnya. Relief ini juga mengandung makna filosofis tentang hak dan kewajiban umat Hindu. Misalnya digambarkan seorang wanita yang harus menyusui seekor ulat raksasa karena tidak mampu memberikan keturunan.Relief ini karena umurnya dibeberapa bagian telah mulai kabur namun di beberapa bagian masih nampak jelas. Adapun patung patung yang berwajah seram sebagaimana umumnya terdapat pada setiap lingkungan Pura Dalem yang ada kaitannya dengan kematian, memberikan suasana seram dan menakutkan, menambah juga daya tarik lingkungan Pura ini bagi wisatawan. Lingkungan Pura Dalem ini terletak di Desa Sangsit 8 km sebelah Timur Singaraja.
Linkungan Pura Uluwatu(Uluwatu Temple Area)
Kabupaten/Kota : Badung
Lingkungan Pura Luhur Uluwatu tersebut diperkirakan berdiri sekitar abad 11 , seusia dengan Empu Kuturan yang mendirikan pelinggih di lingkungan Pura Besakih. Tempat tersebut telah dipilih oleh Pendeta Danghyang Nirarta untuk mencapai moksa yaitu menyatu dengan Sang Hyang Pencipta Alam Semesta. Di Lingkungan Pura tersebut telah tumbuh semak-semak yang dijaga oleh kera-kera jinak dan dilindungi oleh masyarakat sekitarnya.Lokasi Uluwatu terletak pada daerah perbukitan batu-batu karang di sebelah Selatan Pulau Bali.Uluwatu termasuk wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Daerah tersebut jika ditempuh dari Denpasar kurang lebih 30 km ke arah Selatan lewat kawasan pariwisata Kuta, Bandara Ngurah Rai Tuban dan Desa Jimbaran. Tempat tersebut sangat baik jika dipakai untuk olah raga papan selancar.
Monumen Bajra Sandhi
Kabupaten/Kota : Denpasar
Bajra Sandhi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk memberi hormat pada para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman yang dapat memberi inovasi dan inspirasi dalam mengisi dan menjaga keajegan negara Kesatuan RI. Lokasi monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Propinsi Bali yang juga di depan Gedung DPRD Propinsi Bali Niti Mandala Renon persisnya di Lapangan Puputan Renon.
Keseluruhan data daerah monumen berbentuk segi empat bujur sangkar dengan penerapan konsepsi Tri Mandala :
1. Sebagai Utama Mandala adalah pelataran/gedung yang paling ditengah
2. Sebagai Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala
3. Sebagai Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar yang mengitari Madya Mandala

Bangunan gedung monumen pada Utama Mandala tersusun menjadi 3 lantai :
Utamaning Utama Mandala adalah lantai 3 yang berposisi paling atas berfungsi sebagai ruang ketenangan, tempat hening-hening menikmati suasana kejauhan disekeliling monumen.
Madyaning Utama Mandala adalah lantai 2 berfungsi sebagai tempat diaroma yang berjumlah 33 unit. Lantai 2 (dua) ini sebagai tempat pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa. Di bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk menikmati suasana sekeliling.
Nistaning Utama Mandala adalah lantai dasar Gedung Monumen, yang terdapat ruang informasi, ruang keperpustakaan, ruang pameran, ruang pertemuan, ruang administrasi, gedung dan toilet. Ditengah-tengah ruangan terdapat telaga yang diberi nama sebagai Puser Tasik, delapan tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara.
Monumen Puputan Klungkung (Klungkung War Monument)
URL : http://
Kabupaten/Kota : Klungkung
Monumen ini merupakan tugu peringatan peristiwa bersejarah terjadinya "Puputan" antara Raja Klungkung dani rakyatnya bertempur habis-habisan melawan serdadu Belanda pada tanggal 28 April 1908. Monumen ini terletak di jantung kota Semarapura, tepatnya di sebelah utara bangunan Kertha Gosa dan Taman Gili. Monumen ini dibangun berdasarkan arsitektur Bali dalam wujud lingga yoni, di dalamnya terdapat patung-patung tokoh raja yang gugur dalam puputan didukung dengan diorama yang mengisahkan peristiwa Puputan Klungkung yang bersejarah itu. Bangunan monumen ini sangat menarik untuk dikunjungi.
Narmada Baliraja
Kabupaten/Kota : Bangli
Didesa Tamanbali anda dapat menjumpai taman yang merupakan peninggalan (jaman) kerajaan yang pernah memerintah disana. Kolam di daerah itu dipakai sebagai tempat rekreasi oleh raja Tamanbali dan pura nenek moyang menghormati Maha Gatra Tuta Harum Tamanbali. Taman Narmada Baliraja terletak kurang lebih 5 km sebelah selatan Bangli.
Nusa Dua
Kabupaten/Kota : Badung
Nusa Dua merupakan salah satu kawasan pariwisata di Bali yang terletak di Kabupaten Badung. Kawasan yang merupakan kawasan percontohan yang menjadi kebanggaan Bali dan Indonesia ini mulai dibangun sejak tahun 1974. Pemerintah menyerahkan pengelolaan kawasan ini kepada BTDC. Jarak kawasan Nusa Dua dari kota Denpasar adalah sejauh 30 km (melalui jalan kawasan Kuta ke selatan), dan jarak dari lapangan udara adalah 12 km. Kawasan ini memiliki fasilitas kepariwisataan paling lengkap di Bali, bahkan di Indonesia, seperti akomodasi, fasilitas olahraga, dan pusat pertokoan. Sampai sekarang di kawasan ini telah dibangun sembilan hotel berbintang. Kawasan ini juga memiliki pantai yang indah dan baik untuk digunakan berekreasi dan berolahraga.
Objek Wisata Wenara Wana(Wenara Wana Object)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Diantara Desa Padang Tegal dan Nyuh Kuning, Kecamatan Ubud, Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, tepatnya 26 km dari Kota Denpasar, terdapat sebuah hutan kecil yang dihuni oleh ratusan Kera Bali yang cukup jinak dan dapat diajak bermain – main disaat para wisatawan menikmati liburan di kawasan Wisata Ubud, Gianyar Bali.
Selain tempat hidupnya kera Bali, hutan tersebut juga merupakan Kuburan Desa, yang sudah barang tentu di sebelahnya berdiri sebuah pura. Jadi sangatlah lengkap bila para wisatawan mendatangi tempat ini, maksudnya selain bermain dengan kera, wisatawan juga dapat melihat kuburan Bali dan pura dengan arsitektur Balinya. Dan bila tepat waktu sesekali dapat menyaksikan lengkap dengan upacara di pura (odalan) maupun upacara pembakaran mayat (ngaben).
Padang Bai
Kabupaten/Kota : Karangasem
Padang Bai terletak di Desa padang Bai, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, jaraknya 53 km dari kota Denpasar atau lebih kurang 30 km dari Amlapura. Lokasi Padang Bai terletak di pantai jalan jurusan Klungkung-Karangasem belok ke arah kanan. Di Padang Bai kini telah ada beberapa buah penginapan maupun rumah makan bagi para wisatawan yang menikmati liburannya disana, maupun para wisatawan yang akan pergi ke Lombok atau yang baru datang dari Lombok. Untuk keperluan penyeberangan ke Lombok tersedia kapal ferry yang siap melayani wisatawan atau orang-orang yang pergi ke Lombok, 4 kali penyeberangan dalam sehari. Para wisatawan yang akan menikmati wisata air disana tersedia pula jukung-jukung penduduk setempat maupun boat, areal parkir mobil tersedia cukup luas. Toko-toko penjual barang souvenir juga banyak terdapat disini.Yang menarik dari obyek ini adalah tempatnya terlindung di suatu teluk dengan batu karangnya yang hitam kokoh sehingga kehidupan bawah airnya aman. Di bagian timur dari pantai Padang Bai pasirnya berwarna putih bersih dan tebal sehingga banyak wisatawan memanfaatkannya untuk berenang di laut atau berjemur di pantai. Di laut sebelah timur bukit Padang Bai sangat baik untuk kegiatan Diving maupun snorkling bagi wisatawan sebab disini terdapat banyak ikan hias tropis dengan karang-karangnya yang indah. Padang Bai merupakan tempat mendaratnya para wisatawan yang berkunjung ke Bali melalui lautan yang diangkut oleh kapal-kapal pesiar besar yang hanya berlabuh di Labuhan Amuk.
Pantai Kusamba (Kusamba Beach)
Kabupaten/Kota : Klungkung
Pantai Kusamba merupakan obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi, terletak sekitar 7 km ke arah timur dari kota Semarapura. Disamping itu, pantai ini merupakan pantai nelayan dan juga tempat pembuatan garam secara tradisional. Kita dapat menyaksikan setiap hari para nelayan yang sedang melaut mencari ikan maupun petani garam yang sedang membuat garam di pinggir pantai.

Sampan nelayan berderet di pinggir pantai di bawah pohon nyiur, begitu pula pondok-pondok pembuatan garam berjejer di sepanjang pantai, menimbulkan pemandangan yang benar-benar menarik bagi mereka yang berkunjung ke pantai tersebut. Bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali, obyek wisata ini sangat ideal untuk dipilih sebagai salah satu tujuan wisata
Pantai Kuta (Kuta Beach)
Kabupaten/Kota : Badung
Kuta adalah wilayah yang semarak di Bali dan merupakan surga bagi wisatawan mancanegara. Kuta memenuhi segala kebutuhan wisatawan, seperti pasir putih, pantai dengan ombaknya yang sangat sempurna untuk berselancar, banyak restoran, kafetaria, dan disko yang membuat kehidupan malam sangat berkesan. Di sepanjang jalan banyak kios yang menjual beraneka ragam kebutuhan wisatawan, seperti pakaian, pita kaset, dan tiket yang dijual sangat murah. Kuta terletak 11 kilometer sebelah selatan Denpasar dan dapat dicapai dengan mudah menggunakan transportasi umum.
Pantai Labuhan Sait (Labuhan Sait Beach)
Kabupaten/Kota : Badung
Pantai Labuhan Sait merupakan salah satu objek wisata pantai di Kabupaten Dati. II Badung yang memiliki panorama alam yang indah dan menakjubkan untuk tempat rekreasi. Suasana pantai ini mampu memberikan kenyamanan dan kedamaian serta jauh dari kebisingan. Kondisi seperti ini dapat membuat para wisatawan merasa betah dan berkeinginan untuk mengunjunginya. Posisi pantai ini terletak di bawah perbukitan karang dan kondisinya merupakan perpaduan antara suasana pantai dengan perbukitan yang tebing-tebingnya penuh dengan ornamen-ornamen alam yang tidak pernah dapat dibayangkan oleh manusia, tercipta secara alami seolah-olah bayangan kehidupan nyata yang menatap luasnya lautan lepas sebagai ciptaan Tuhan. Pantai dengan pasir putihnya itu mampu mewujudkan warna keindahan yang mempesona bagi pengunjungnya.
Pantai Lovina(Lovina Beach)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Kawasan Wisata Lovina ini merupakan kawasan wisata pantai dengan daya tarik utamanya pantai dengan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, dan karang laut dengan ikan-ikan tropisnya. Karena sifat lautnya yang tenang, Lovina ini sangat cocok untuk rekreasi air seperti menyelam, snorkling, berenang, memancing, berlayar, mendayung dan sekedar berendam di air laut. Disamping daya tarik tersebut di atas, dapat dicatat disini adanya ikan lumba-lumba dalam habitat aslinya. Ikan lumba-lumba yang jumlahnya ratusan ini dapat dilihat di pagi hari, kurang lebih satu kilometer lepas pantai. Ikan lumba-lumba yang menyelam, melompat di atas permukaan air dengan pemandangan untaian gunung di sebelah selatannya, langit kemerah-merahan pertanda terbitnya matahari, merupakan suatu pemandangan yang memberi daya tarik yang sangat memikat.
Kawasan Lovina ini juga ditunjang oleh banyak daya tarik wisata di sekitarnya yang mudah dicapai. Daya tarik pariwisata di sekitar Lovina antara lain : Air Panas Banjar, Wihara Budaha, Air Terjun Gitgit, dan desa-desa sekitarnya yang sangat ideal untuk mereka yang mencintai alam (ecotourism).
Secara resmi, kawasan ini disebut Wisata Kalibukbuk, namun lebih dikenal dengan sebutan Kawasan Wisata Lovina. Kawasan ini meliputi 2 kecamatan, yaitu Desa Pemaron, Desa Tukadmungga, Desa Anturan dan Desa Kalibukbuk masuk Kecamatan Buleleng sedangkan Desa Kaliasem dan Desa Temukus masuk Kecamatan Banjar. Kedua-duanya terletak di kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng. Desa yang terletak paling Timur yaitu Desa Pemaron (5 km Barat Singaraja) dan desa paling Barat yaitu Desa Temukus (12 km Barat Singaraja). Pusat kawasan wisata Lovina terletak 10 km dari kota Singaraja.
Kawasan wisata Lovina sementara ini menjadi pusat fasilitas kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng. Terdapat berbagai macam akomodasi, baik hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata maupun "homestay", rumah makan, toko cendramata, angkutan, pelayanan pertukaran uang (money changer), pelayanan informasi pariwisata (tourist information service), telpon (Wartel) dan lain-lainnya. Sebagai kawasan wisata dan pusat fasilitas pariwisata di Buleleng, Lovina mendapat kunjungan yang terbesar dari wisatawan yang datang ke Buleleng. Berdasarkan hasil survey pariwisata tahun 1992, dari jumlah wisatawan yang menginap di Buleleng, 90 % menginap di Lovina.
Lovina diberi nama oleh Almarhum Anak Agung Panji Tisna. Konon nama Lovina diambil dari nama hotel kecil di India yaitu "Lafeina" dimana beliau menginap dan menulis buku dengan judul Ni Ketut Widhi (yang kemudian buku ini diterjemahkkan kedalam beberapa bahasa dan untuk mengenang almarhum). Ada juga versi lain Lovina ini diambil dari adanya dua pohon "santen" yang ditanam oleh putra beliau yang kemudian tumbuh saling berpelukan. Jadi Lovina berasal dari bahasa latin dengan arti saling mengasihi atau saling menyayangi. Kemudian oleh Bupati Kepala Daerah tingkat II Buleleng, Drs. I Ketut Ginantra selama masa jabatannya dari tahun 1988 sampai 1993, Lovina diartikan sebagai singkatan dari "Love" dan "Ina" artinya "Cinta Indonesia".
Pantai Medewi(Medewi Beach)
Kabupaten/Kota : Negara
Pemandangan alam yang indah dimana tampak saat-saat matahari akan terbenam (Sunset). Dari atas pantai yang telah disender pengunjung dapat duduk-duduk sambil menikmati deburan ombak yang tak pernah henti-hentinya. Untuk mendapatkan lokasi obyek pantai Medewi ini sangat mudah. Pantai Medewi terletak lebih kurang 100 m dari jalan raya Denpasar-Gilimanuk yang merupakan wilayah Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Dalam perjalanan untuk menuju ke Pantai Medewi akan tampak sawah-sawah yang berjajar ditepian pantai, yang bila petani sedang memanen akan mempunyai keunikan tersendiri. Dengan perkembangannya yang cukup pesat disini telah terdapat hotel tempat menginap, restaurant tempat parkir serta kamar mandi termasuk kolam renangnya. Pantai Medewi seperti halnya pantai-pantai lainnya di Bali juga menjanjikan daya tarik bagi pengunjung.
Pantai Sanur (Sanur Beach)
Kabupaten/Kota : Denpasar
Pantai ini terletak di sebalah timur kota Denpasar dan sudah terkenal sejak dahulu kala, yaitu ketika perang Puputan Badung, pada tahun 1906. Di kalangan pariwisata, Pantai Sanur pertama kali diperkenalkan oleh pelukis Belgia A.J. Le Mayeur bersama istrinya Ni Polok yang menetap di sana sejak tahun 1937. Daya tarik Pantai Sanur adalah sebelah utaranya yang melingkar seperti setengah lingkaran dan bagian selatannya berbelok dari timur ke barat, serta ombaknya tak begitu besar. Fasilitas yang ada di Pantai Sanur, antara lain hotel bertaraf internasional, seperti Hotal Grand Bali Beach, Hotel Bali Hyatt, Hotel Sanur Beach, dan Hotel Natour Sindu Beach. Di samping itu, masih banyak lagi hotel di sepanjang timur dan tenggara Pantai Sanur. Kios barang kesenian dan art shop juga banyak di sana. Rumah makan dan Resturan yang menyediakan berbagai hidangan baik khas daerah maupun international terdapat disepanjang kawasan Sanur, juga tersedia fasilitas rekreasi air seperti diving, snorkling, canoeing, surfing, jet ski, parasailing dan lain-lain. Para pengunjung juga dapat menikmati keindahan sepanjang pantai . Bagi yang menyenangi olah raga jogging telah tersedia jalan setapak sepanjang kurang lebih 6 km di sepanjang pantai Mertasari sampai Padanggalak.

Pantai Soka(Soka Beach)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Pantai Soka terletak 40 km dari Denpasar atau 25 km dari kota Tabanan ke arah Barat jurusan Denpasar-Gilimanuk. Pantai Soka mempunyai pemandangan yang indah, baik sekali untuk tempat beristirahat. Di pantai ini terdapat sebuah periuk besar dari batukarang dan sebuah dapur kuno milik Kebo Iwa di jaman dahulu kala.
Pantai Suluban (Suluban Beach)
Kabupaten/Kota : Badung
Pantai Suluban adalah salah satu pantai yang berlokasi di Desa Pecatu dan berada di antara kawasan Uluwatu dan pantai Labuhan Sait, yaitu sekitar 34 km dari kota Denpasar menuju ke selatan. Daya tarik pantai ini adalah panorama yang indah dan penuh dengan keunikan serta baik untuk berselancar dan rekreasi.Uniknya, untuk berselancar harus menuruni tebing dan memasuki gua yang lebar dan luas barulah sampai ke permukaan laut untuk berselancar. Lokasi obyek yang jauh dari kebisingan membuat suasananya menjadi aman dan tenteram, sesuai dengan suasana ideal yang diinginkan wisatawan, yaitu suasana damai dan menyejukkan perasaan.
Pelaga
Kabupaten/Kota : Badung
Daerah beriklim sejuk di ujung utara Kabupaten Badung ini merupakan perbatasan wilayah Kabupaten Badung dengan Kabupaten Tabanan, Buleleng, dan Bangli. Keindahan alam kawasan ini telah dikenal sejak jaman dahulu untuk melepaskan kepenatan serta rekreasi bersama keluarga. Hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya pesanggrahan yang didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda. Keindahan alam dengan barisan perbukitan, gunung, lembah ngarai, sawah berundak, air terjun dan hamparan perkebunan kopi rakyat serta perkebunan lainnya memiliki daya tarik tersendiri. Dari tempat tersebut juga mudah menuju lokasi obyek wisata Bedugul, Kintamani atau tempat persembahyangan Puncak Mangu.
Pelaga (Pelaga Village)
Kabupaten/Kota : Badung
Lokasi obyek ini berada di ujung Utara Kabupaten Badung, kurang lebih 48 kilometer dari Denpasar, dan dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan roda dua. Mencapai obyek ini dari kota Denpasar ke uatara lewat obyek Sangeh terus Petang kemudian Pelaga. Dari Desa Pelaga telah ada jalan tembus menuju ke obyek Kintamani melalui Desa Belaksidan.
Daerah yang berada di ujung Utara (di ujung keris) Kabupaten Badung ini, merupakan perbatasan antara Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Bangli. Keindaha panoramanya telah dikenal sejak jaman dahulu untuk melepaskan kepenatan dan kekeruhan pikiran, serta untuk rekreasi. Bukti tersebut dapat kita lihat dengan adanya pesanggrahan yang didirikan oleh Belanda, dan pesanggrahan tersebut sekarang dikelola oleh Pemda. Rentetan bukit, gunung, lembah, sawah berundag, lembah ngarai, air terjun dan kebun kopi menghijau merupakan daya pikat kita untuk betah menikmati indahnya alam.
Pura Besakih (Besakih Temple Area)
Kabupaten/Kota : Karangasem
Komplek Pura Besakih terdiri dari 18 Pura dan 1 Pura Utama. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih. maka Pura Penataran Agung ini adalah yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di Besakih. Dimana terdapat 3 arca utama Tri Murti Brahma, Wisnu dan Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur.
Pura Goa Gajah (Elephant Cave Temple)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Pura goa Gajah terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar. Jaraknya dari Denpasar Kurang lebih 26 Km, sangat mudah dicapai. Disana ada kios-kios kesenian dan Rumah makan. Pura ini di lingkupi oleh persawahan dengan keindahan ngarai sungai Petanu, berada pada jalur wisata Denpasar – Tampaksiring – Danau Batur – Kintamani. Disekitarnya terdapat tempat-tempat bersejarah seperti Yeh Pulu, Samuan Tiga, Gedung Arca, Arjuna Metapa, Kebo Edan, Pusering Jagat, Penataran Sasih dan lain-lain. Namun Goa Gajah belum diketahui asal usulnya secara pasti. Nama ini perpaduan nama Pura Guwa (sebutan masyarakat setempat) dengan nama kuna yang termuat dalam prasasti-prasasti yakni Ergajah dan Lwa Gajah. Nama-nama Anta Kunjarapada dan Ratna Kunjarapada itu dari akhir abad kesepuluh sampai akhir abad ke Empat belas ( Negara Kertagama ). Kekunaan ini didukung oleh Peninggalan Purbakala. Di pelataran Pura Goa Gajah terdapat Petirtaan Kuna 12 x 23 M2, terbagi atas tiga bilik. Dibilik utara terdapat tiga buah Arca Pancuran dan di bilik Selatan ada Arca Pancuran pula, sedangkan di bilik tengah hanya terdapat apik arca. Lebih kurang 13 meter di sebelah utara Petirtaan terdapat Goa atau Ceruk Pertapaan berbentuk huruf T. Lorong Goa berukuran : lebar 2,75 M, tinggi 2,00 M. Dikiri kanan lorong terdapat ceruk-ceruk untuk bersemedi, jumlahnya 15 buah. Pada ceruk paling Timur terdapat Trilingga dan diujung Barat terdapat Arca Ganeca. Dihalaman Goa Pura Gajah diketemukan pula Fragmen bangunan yang belum bisa direkonstruksi. Tembok keliling menjadi penanggul tebing disebelah Barat pula ini. Lebih kurang 100M disebelah Selatan Petirtaan didapati sisa-sisa Percandian Tebing. Sebagian kaki candi itu masih ada bagian – bagian yang lain telah runtuh ke kaki yang ada didepannya. Sebuah Chatra berpayung 13 tergeletak ditepi kaki itu. Badan candi itu memakai hiasan yang sangat indah. Ada pula bagian Chatra bercabang tiga. Dua buah Arca Budha dengan sikap Dhynamudra diletakkan pada sebuah tahta berdekatan dengan ceruk yang hampir jebol. Berhadapan dengan percandian ini terdapat sebuah ceruk pertapaan pula. Didepan ceruk ini dibangun balai peristirahatan dan sebuah kolam.
Pura Kebo Edan (Kebo Edan Temple)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Di Lingkungan Pura Kebo Edan ini terdapat sebuah Arca Ciwa dalam bentuk Bhairawa menari, yang tingginya 360 cm. Bentuk Arca ini menari di atas mayat dengan hiasan ular, mukanya memakai kedok dan kemaluannya seperti bergoyang. Lingkungan Pura ini juga banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara baik yang melakukan penelitian maupun yang hanya ingin melihat-lihat benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Di tempat ini juga ditemukan kekunaan lain seperti Arca Raksasa dengan hiasan tengkorak serta beberapa buah arca lainnya bahkan ada yang sudah rusak.
Pura Mangening(Mangening Temple)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Di lingkungan pura ini terdapat Lingga-Yoni dan arca-arca kuno yang telah rusak, sehingga tidak dapat diketahui lagi dengan pasti. Disamping itu terdapat juga sisa-sisa bangunan kuno antara lain : bekas ambang pintu. Lingkungan Pura ini terletak tidak jauh di sebelah utara lingkungan Pura Gunung Kawi Tampak Siring, dan sebelah selatan jalan menuju ke lingkungan Pura Tirta Empul. Jarak dari kota Gianyar 15 km dan dari kota Denpasar 37 km. Tempat ini banyak juga dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara melalui jalan setapak menuju lingkungan Pura Gunung Kawi ditepi sungai Pakerisan.
Berdasarkan hasil temuan bekas ambang pintu maka Suaka Sejarah dan Purbakala Bali mulai melakukan pengamatan di lapangan yang kemudian disusul dengan penggalian penyelamatan. Akhirnya usaha ini berhasil menemukan sisa-sisa sebuah bangunan kuno yang diduga berbentuk sebuah prasada, yang mungkin berasal dari jaman Anak Wungsu.
Pura Pagulingan
Kabupaten/Kota : Gianyar
Di lingkungan Pura Pegulingan ini terdapat sisa-sisa bangunan berupa sebuah stupa besar yang kakinya berbentuk segi delapan. Lokasi Lingkungan Pura Pegulingan terletak di Desa Basang Ambu Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, tidak jauh di sebelah timur lingkungan Pura Tirta Empul Tampiksiring, serta dekat dengan jalan jurusan Kintamani. Lokasi ini juga ditempuh dari kota Gianyar akan mencapai 10 Km dan bila dari kota Denpasar jaraknya kurang lebih 38 Km.
Pemandangan di Lingkungan ini sangat indah dan Istana Presiden Tampaksiring juga kelihatan indah, serta tempatnyapun sangat strategis sehingga banyak wisatawan yang mengunjungi tempat ini.Lingkungan pura ini baru diketemukan kembali pada tahun 1983 berkat bantuan dari pamong desa setempat. Pengamatan dan penggalian penyelamatan yang dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Bali berhasil menemukan sisa-sisa bangunan berupa stupa besar yang kakinya berbentuk segi delapan. Temuan lainnya yang sangat penting ialah sejumlah materi tanah liat yang memuat mantra Agama Budha.
Pura Perancak(Perancak Temple)
Kabupaten/Kota : Negara
Lokasi Purancak kira-kira I0 km Barat Daya Desa Tegalcangkring, termasuk wilayah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Dari Kota Denpasar menempuh jarak 96 km mengikuti jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk. Purancak adalah bagian dari Selatan Bali Barat. Pada ujung barat Desa Purancak terdapat sebuah pura yang bernama pura Purancak. Pura menghadap ke arah barat dengan panorama sungai Purancak yang panjang dan lebar merupakan daya tarik yang kuat. Air sungai sangat tenang seperti kolam, dan di seberang sungai tampak perladangan yang ditumbuhi pohon-pohon pantai yang berjajar.Kurang lebih 250 meter di sebelah selatan Pura Purancak terbentang lautan yang membiru, dan di kejauhan seberang lautan tampak gugusan pulau Jawa bagian timur. Sementara di sebelah kanan muara sungai kelihatan rumah-rumah tradisional yang menjorok ke laut disertai dengan deretan pohon-pohon kelapa melambai-lambai karena tiupan angin laut. Suasana yang demikian merupakan panorama yang indah dan menarik.
Pura Pucaksari (Pucaksari Temple)
Kabupaten/Kota : Bangli
Terletak di bukit Pulasari di desa Peninjoan, Pura Puncaksari dan desa sekelilingnya beriklim sejuk. Dari pura itu nampak pemandangan khas Bali sejauh pantai selatan Bali. Pada saat fajar menyingsing matahari terbit dari balik gunung Agung, di tengah-tengah pohon-pohon kuno yang tumbuh dekat pura itu sebelum fajar, terlihat dari kejauhan,hamparan dedaunan yang tampak murni dan tak tersentuh. Dari puncak bukit lihatlah betapa halaman rumah desa yang terpencar di lembah dan bukit melengkapi alam sekelilingnya, seolah-olah merupakan bagian dari semua ini.
Pura Rambutsiwi(Rambutsiwi Temple)
Kabupaten/Kota : Negara
Rambutsiwi sebagai obyek wisata merupakan lingkungan suatu pura yang bernama Pura Rambutsiwi, dikelilingi sawah yang membentang luas dan berteras-teras, dan di sebelah selatannya terdapat gundukan tebing dan batu karang yang curam. Dari gundukan tebing ini tampak Samudra Indonesia yang selalu dihiasi oleh deburan ombak. Di sebelah barat daya lingkungan pura terdapat balai tempat istirahat untuk menikmati keindahan panorama laut yang cukup mengasikkan. Tidak jauh dari balai tempat istirahat tadi, di sebelah selatan pura terdapat undak-undak yang curam untuk jalan turun ke pantai. Di pinggir pantai pada tebing batu karang ada dua buah goa yang dianggap suci dan keramat. Suasana di tempat ini tenang sekali dan baik untuk menenangkan pikiran.
Rambutsiwi terletak di pinggir pantai selatan Pulau Bali bagian barat yang termasuk wilayah Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Di sebelah utara lingkungan Pura, lebih kurang 200 meter terbentang jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk, terdapat penyawangan lingkungan Pura Rambutsiwi. Di sini biasanya umat Hindu yang melintasi jalur perjalanan tersebut berhenti sejenak untuk menghaturkan sembah mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Di sekitar lingkungan pura (terutama di sebelah timur dan barat) ada tempat-tempat istirahat untuk melepas lelah sementara sambil melihat-lihat keindahan alam disekitarnya. Disamping itu terdapat pula disana pameran lukisan maupun barang-barang souvenir lainnya yang dipajang setiap hari.
Rambutsiwi sering mendapat kunjungan para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Waktu kunjungan yang paling baik adalah pada sore hari sebelum matahari terbenam. Umumnya wisatawan ramai berkunjung kesana pada hari-hari libur, hari raya dan hari piodalannya.
Pura Taman Ayun (Taman Ayun Temple)
Kabupaten/Kota : Badung
Sebuah lingkungan pura kerajaan yag dibangun tahun 1634. Lingkungan Pura tersebut dikelilingi oleh kolam berisi teratai, kira-kira 300 meter sebelah istana kerajaan Mengwi. Lingkungan pura dengan tiga halaman yang hijau oleh tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan yang terpelihara, dihiasi oleh barisan meru, paibon dan Padmasana Singgasana Sang Hyang Tri Murti. Dan di seberang lingkungan pura juga terdapat Museum Manusa Yadnya , yaitu Museum upacara kemanusiaan sejak manusia dalam kandungan sampai dengan pembongkaran mayat.
Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Dari kota Denpasar jaraknya lebih kurang 18 km menuju arah barat laut mengikuti jalan jurusan Denpasar-Singaraja melalui Bedugul. Agar sampai di lokasi lingkungan Pura dengan menggunakan kendaraan bermotor memerlukan waktu perjalanan sekitar 25 menit. Kendaraan umum juga ramai lalu lalang dari pagi hingga sore hari, sehingga masalah transportasi tidak ada kesulitan. Di sebelah kiri dan kanan lingkungan Pura terdapat komplek perkampungan penduduk dengan rumah-rumah tradisonalnya, sementara di seberang jalan terdapat jeram-jeram dengan parit yang berliku-liku.
Pura Taman Ayun(Taman Ayun Temple)
Kabupaten/Kota : Badung
Lokasi Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Jarak dari Kota Denpasar kurang lebih 18 km menuju arah barat laut mengikuti jalan jurusan Denpasar-Singaraja melalui Bedugul. Lingkungan Pura Taman Ayun ini adalah sebuah lingkungan Pura Kerajaan yang telah dibangun pada tahun 1634. Lingkungan Pura tersebut dikelilingi kolam yang berisi bunga teratai. Lingkungan Pura Taman Ayun ini terdiri dari tiga halaman yang ditumbuhi beberapa tumbuhan hijau dan rerumputan yang dipelihara dengan rapi, juga dihiasi barisan Meru, Paibon dan Padmasana Singgasana Sang Hyang Tri Murti.Di seberang Lingkungan Pura itu pun juga terdapat sebuah Museum Manusa Yadnya, yaitu museum upacara kemanusiaan sejak manusia dalam kandungan hingga sampai pada pembakaran mayat (Ngaben). Di sebelah kanan kiri lingkungan Pura diwarnai dengan keindahan komplek perkampungan penduduk/rumah-rumah tradisional, serta di seberang jalan terdapat jeram-jeram dengan parit yang berliku-liku.
Pura Tirta Empul Tampaksiring(Tirta Empul Temple)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Tampaksiring adalah nama dan sebuah desa yang terletak 36 km dari Denpasar. Pura Tirta Empul sebagai peninggalan Kerajaan di Bali, salah satu dari beberapa peninggalan purbakala yang menarik untuk disaksikan dan diketahui di desa ini. Disebelah Barat Pura tersebut pada ketinggian adalah Istana Presiden yang dibangun pada pemerintahan Presiden Soekarno. Mengenai nama pura ini kemungkinan besar diambil dari nama mata air yang terdapat didalam pura ini yang bernama Tirta Empul seperti yang telah disebutkan diatas. Secara etimologi bahwa Tirta Empul artinya air yang menyembur keluar dari tanah. Maka Tirta Empul artinya adalah air suci yang menyembur keluar dari tanah.
Air Tirta Empul mengalir ke sungai Pakerisan. Sepanjang aliran sungai ini terdapat beberapa peninggalan purbakala. Pendirian pura ini diperkirakan pada tahun 960 A.D. pada jaman Raja Chandra Bhayasingha dari Dinasti Warmadewa. Seperti biasa pura – pura di Bali, pura ini dibagi atas Tiga bagian yang merupakan Jaba Pura ( HaLaman Muka ), Jaba Tengah ( Halaman Tengah) dan Jeroan ( Halaman Dalam ). Pada Jaba Tengah terdapat 2 (dua) buah kolam persegi empat panjang dan kolam tersebut mempunyai 30 buah pancuran yang berderet dari Timur ke Barat menghadap ke Selatan. Masing – masing pancuran itu menurut tradisi mempunyai nama tersendiri diantaranya pancuran Pengelukatan, Pebersihan, Sudamala dan Pancuran Cetik ( Racun ). Pancuran Cetik dan nama Tirta Empul ada hubungannya dengan mitologi yaitu pertempuran Mayadenawa Raja Batu Anyar ( Bedahulu ) dengan Bhatara Indra. Dalam mitologi itu diceritakan bahwa Raja Mayadenawa bersikap sewenang – wenang dan tidak mengijinkan rakyat untuk melaksanakan upacara – upacara keagamaan untuk mohon keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa. Setelah perbuatan itu diketahui oleh Para Dewa, maka para dewa yang dikepalai oleh Bhatara Indra menyerang Mayadenawa. Akhirnya Mayadenawa dapat dikalahkan dan melarikan diri sampailah disebelah Utara Desa Tampak siring. Akibatnya kesaktiannya Mayadenawa menciptakan sebuah mata air Cetik ( Racun ) yang mengakibatkan banyaknya para laskar Bhatara Indra yang gugur akibat minum air tersebut. Melihat hal ini Bhatara Indra segera menancapkan tombaknya dan memancarkan air keluar dari tanah ( Tirta Empul ) dan air Suci ini dipakai memerciki para Dewa sehingga tidak beberapa lama bisa hidup lagi seperti sedia kala.
Puri Agung Karangasem(Karangasem Palace)
Kabupaten/Kota : Karangasem
Puri ini dibangun pada akhir abad ke 19 oleh Anak Agung Gede Jelantik, raja Karangasem yang pertama. Daya tarik utama dari puri ini adalah arsitektur bangunannya merupakan perpaduan antara arsitektur Bali, China dan Eropa. Disamping itu terdapat pula candi-candi yang menjulang tinggi mencapai ketinggian 25 meter yang terbuat dari batu bata dan dihiasi cetakan motif wayang. Puri Agung Karangasem terletak di pusat kota Amlapura yang jaraknya 78 km dari kota Denpasar, atau 15 km dari obyek wisata Candidasa .
Putung
Kabupaten/Kota : Karangasem
Putung merupakan obyek wisata yang terletak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Daerah Tingkat II Karangasem. Jaraknya kira-kira 64 km dari kota Denpasar atau 19 km dari kota Amlapura dan mudah dicapai dengan mobil. Lingkungan Putung terletak di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh pepohonan yang lebat, terutama kebun salak, sehingga hawa di sini sangat sejuk menyegarkan. Daya tarik utama dari obyek wisata ini ialah keindahan panoramanya yang sangat mengagumkan yaitu perpaduan antara alam pegunungan dan alam laut.Apabila kita melepas pandangan, di sekitarnya akan tampak ladang-ladang penduduk yang bertingkat-tingkat hingga ke bawah, bukit dengan hutannya yang lebat dan subur serta lembahnya. Di bawah tampak petak-petak sawah di wilayah Buitan dan Labuhan Amuk dengan lautannya yang membentang luas membiru serta kapal yang berlabuh di sana dan jukung nelayan yang sedang menangkap ikan. Nusa Penida sangat jelas kelihatan dari obyek Putung. Keindahan wisata Putung menjadi makin terkenal berkat lukisan Mr. Christiano pelukis dari Itali dan beristri gadis dari Manggis.
Rafting Telagawaja
Kabupaten/Kota : Karangasem
Telagawaja adalah nama sebuah sungai di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Sungai ini memiliki potensi yang bagus sebagai objek wisata air (rafting) karena airnya tidak pernah kering walaupun musim kemarau. Airnya yang jernih dan berliku-liku dengan bebatuan yang besar di sepanjang aliran sungai.
Rimba Reptil Singapadu (Singapadu Jungle Reptile)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Setelah berdirinya Taman Burung Citra Bali International, berselang beberapa saat kemudian di sebelah utara Taman Burung ini berdiri lagi sebuah tempat rekreasi untuk para wisatawan yaitu Rimba Reftil. Rimba Reftil ini memiliki/memelihara beraneka reftilia dari seluruh dunia. Bagi para wisatawan yang menyukai berlibur di dalam habitat reftilia sangatlah tepat bila mendatangi tempat ini. Disamping dapat menyaksikan reftilia secara total, keselamatan diri juga terjamin dari gigitan reftilia yang kita ketahui sebagian besar berbisa.
Sangeh
Kabupaten/Kota : Badung
Sangeh terletak 20 km di sebelah utara Denpasar, di seberang jalan menuju Pelaga. Daya tarik dari objek wisata ini adalah pura yang terletak di tengah pohon pala yang disebut dengan Pura Bukit Sari. Hutan pohon pala merupakan areal suci pura yang dikeramatkan oleh masyarakat Desa Adat Sangeh. Di tengah hutan lebat yang hijau terdapat kurang lebih 500 ekor kera jinak yang sering mempesona para wisatawan.
Sibetan
Kabupaten/Kota : Karangasem
Kebun salak Sibetan merupakan salah satu obyek wisata dimana kita bisa menyaksikan sesuatu yang sangat menarik seperti misalnya penduduk setempat memetik salak. Bahkan para wisatawan dapat terlibat langsung ikut memetik buahnya bersama-sama penduduk setempat. Disamping kebun salak terdapat juga pemandangan alam yang indah dan alami hamparan kebun yang bertingkat dan pemandangan buih-buih putih ombak dikejauhan menjadikan Sibetan suatu tempat menarik untuk dikunjungi. Objek wisata ini terletak di Dukuh Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem yang jaraknya sekitar 83 km dari kota Denpasar.
Taman Burung Citra Bali (Citra Bali Bird Park)
Kabupaten/Kota : Gianyar
Seiring dengan keindahan panorama Bali semakin banyak investor asing yang ingin mengembangkan usahanya di Pulau Seribu Pura ini. Hal ini terbukti dengan berdirinya sebuah Taman Burung Cirta Bali International di Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Daerah Tingkat II Gianyar, lebih kurang 12 Km dari Kota Denpasar. Di tempat ini para wisatawan dapat melihat beragam jenis burung baik burung asli Pulau Bali, seluruh Indonesia maupun burung dari Mancanegara.
Taman Kupu-kupu Bali(Butterfly Park)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Kupu-kupu yang merupakan salah satu persembahan kekayaan alam Indonesia dan terbesar dari Sabang sampai Merauke, kini dihimpun dalam sebuah taman dengan nama "TAMAN KUPU-KUPU" yang terletak di Desa Wanasari Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, kurang lebih 5 km ke Utara kota Tabanan. Setiap hari dilepas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna, salah satu diantaranya yang paling terkenal didunia ialah: kupu-kupu Sayap Burung Sorga (Omithoptera Paradisea), o. Priamus dan berbagai jenis dari seluruh nusantara. Taman kupu-kupu satu-satunya di Nusantara ini berusaha mengembang biakkan sekaligus menangkar guna keperluan pengetahuan ilmiah maupun sebagai study pendidikan dimasa mendatang.
Taman Margarana(Margarana Heroes Monument)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Pada tanggal 20 Nopember 1946 terjadilah pertempuran habis-habisan antara pasukan pejuang Republik Indonesia melawan kaum penjajah Belanda, di Banjar Kelaci. Desa Marga di bawah pimpinan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Pertempuran ini terkenal dengan nama Perang Puputan Margarana. I Gusti Ngurah Rai beserta segenap pasukannya gugur di dalam pertempuran tersebut dan seluruh abu jenazah para pahlawan bangsa tersebut dimakamkan di sini, yang terletak + 25 km dari Denpasar atau + 13 km dari kota Tabanan.Di Candi Pahlawan ini kita dapat menyaksikan beberapa tulisan yang merupakan surat dari I Gusti Ngurah Rai bersama seluruh anggota pasukannya yang terkenal dengan sebutan CIUNG WANARA tidak akan mau berkompromi atau menyerah kepada penjajah.
Taman Nasional Bali Barat(West Bali National Park)
Kabupaten/Kota : Negara
Taman Nasional Bali Barat merupakan bentang alam (landscape) yang luasnya 77.162,5 Ha. Dewasa ini masih berstatus suaka margasatwa (kurang lebih 2.250 ha) dan perairan pantai yang berbatasan sepanjang 1 km dari garis pantai. Oleh karena itu Taman Nasional Bali Barat adalah merupakan suatu kawasan perlindungan dan pelestarian alam baik ditinjau dari segi margasatwa maupun tumbuhan, beserta dengan ekosistemnya. Margasatwa khas yang terdapat di kawasan ini adalah Jalak Putih Bali (Leuoeopsar rhotsehildi) dan Banteng (Bos Javanicus). Jenis tumbuhan khas yang tumbuh di kawasan ini seperti sawo kecik (manilkara kooki) dan lontar (Borrassus Flellifer) membentuk hutan murni. Jenis tumbuhan khas lain yang tumbuh adalah Dipterocarp. Keunggulan Taman Nasional di daerah Bali Barat ini akan dapat meningkatkan fungsi konservasi baik fauna, flora, maupun ekosistemnya dalam bidang pendidikan, penelitian, kebudayaan, rekreasi dan pariwisata.
Beberapa daerah di kawasan hutan ini merupakan obyek rekreasi terbatas, diantaranya daerah Teluk Terima, daerah Sumberrejo dan daerah Stasion Relay Micro Wave di Klatakan.
Daerah Teluk Terima merupakan obyek rekreasi berupa teluk, hutan musim, makam Jayaprana, dan satwa (kera). Rekreasi laut yang dapat dikembangkan di daerah ini adalah bersampan, memancing dan menyelam untuk menyaksikan kehidupan di dasar laut.
Di daerah Sumberrejo terdapat obyek rekreasi berupa hutan musim, hutan hujan, panorama indah berupa teluk (dari ketinggian kurang lebih 40 meter dari permukaan laut ), panorama laut dan perkotaan (Banyuwangi dan Gilimanuk). Obyek ini dapat dicapai dari Desa Sumberrejo, melalui jalan patroli sepanjang kurang lebih 4 km. Kita akan sampai di daerah yang berbukit yang ditanami rumput gajah. Dari atas menara pengintai kadang-kadang dapat dilihat satwa (rusa) sedang merumput di padang rerumputan buatan tersebut.
Di daerah Stasion Relay Micro Wave Klatakan, terdapat obyek rekreasi berupa hutan musim, hutan hujan pegunungan, panorama indah lautan Indonesia (dari ketinggian kurang lebih 400 meter dari permukaan laut), perkampungan dan hutan . Kegiatan rekreasi yang dapat dikembangkan adalah berjalan kaki, memotret, pengamatan satwa dan beristirahat sambil menikmati udara yang sejuk dan panorama yang indah di lautan Indonesia.
Taman Tirtagangga
Kabupaten/Kota : Karangasem
Taman Tirtagangga merupakan salah satu obyek wisata yang menarik dengan panorama yang indah. Adanya hamparan sawah yang mengelilingi Taman Tirtagangga, sumber air yang melimpah serta udara yang sejuk menambah nikmatnya para wisatawan beristirahat di tempat ini. Objek wisata ini terletak di Desa Ababi 83 km ke arah timur kota Denpasar.
Taman Ujung
Kabupaten/Kota : Karangasem
Taman Ujung mulai dibangun pada tahun 1919 dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1921. Taman ini dibangun oleh raja Karangasem yang digunakan sebagai tempat peristirahatan atau tempat untuk menjamu tamu-tamu penting. Bentuk bangunan sangat megah dan khas, merupakan perpaduan antara arsitektur Eropa dan Bali. Di sebelah barat kolam, di tempat yang agak tinggi terdapat sebuah bangunan berbentuk bundar disebut "Bale Bengong", tempat untuk menikmati keindahan taman dan sekitarnya. Namun kini peninggalan yang megah itu telah hancur akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun 1963 dan 1979. walaupun tinggal puing-puingnya saja tetapi kesan megah dimasa lampau masih saja tampak. Taman Ujung berlokasi di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, berjarak kira-kira 85 Km dari Denpasar atau 5 Km selatan Amlapura.
Tanah Lot (Tanah Lot Temple)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Pura ini didirikan pada abad ke XV Masehi oleh Pedanda Bawu Rawuh atau Danghyang Nirartha yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Pura Tanah Lot terletak di laut atau terpisah dari daratan dan di sekitar pura ini terdapat pula beberapa pura kecil dan besar antara lain Pura Pekendungan. Di bawah dan di sebelah barat terdapat sumber air tawar yang merupakan air suci bagi Umat Hindu. Pura Tanah Lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri + 13 km dari kota Tabanan, lengkap dengan tempat parkir yang memadai. Bila air laut surut para pengunjung dapat langsung sampai ke pelataran pura untuk bersembahyang.
Di bawah pura terdapat beberapa gua yang di dalamnya hidup beberapa ekor ular besar dan kecil berwarna hitam putih. Ular-ular ini sangat jinak dan tidak boleh diganggu. Jika air laut pasang, maka pura ini akan kelihatan seperti sebuah perahu terapung di atas air. Di Tanah Lot kita dapat menyaksikan timbulnya bulan purnama di malam hari dan tenggelamnya matahari di kaki langit, merupakan suatu pemandangan yang sangat indah.
Tugu Pahlawan Penglipuran(Penglipuran Heroes Monument)
Kabupaten/Kota : Bangli
Tugu/Monument ini didirikan untuk memperingati para pejuang di Bangli yang dipimpin oleh Kapten Anak Agung Gede Muditha dengan 18 anggota. Monument yang bertingkat sembilan didirikan pada tahun 1959, diatas daerah seluas 1,5 ha dengan style Bali dilengkapi dengan areal parkir, lapangan upacara dan bangunan Cura Yudha. Monument ini didirikan di desa Panglipuran karena disini, di desa ini Kapten A.A.Anom Muditha tertembak mati by the NICA (Tentara Belanda) dalam Revolusi.
Tugu Singa Ambara Raja(Singa Ambara Raja Statue)
Kabupaten/Kota : Buleleng
Singa Ambara Raja merupakan lambang Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng, berupa singa bersayap dengan salah satu kaki depannya memegang "jagung gembal". Lambang ini kemudian dibangun dalam bentuk tugu di depan Kantor Bupati Buleleng dengan beton bertulang. Tugu ini selanjutnya menjadi "Landmark" kota Singaraja karena bentuknya yang unik, dalam pengertian tidak ada duanya di dunia ini. Lokasinya yang berada di perempatan jalan yang sering dilalui wisatawan, menyebabkan tugu ini telah menjadi daya tarik yang cukup besar untuk daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng.Lokasi Tugu Singa Ambara Raja adalah di depan Kantor Bupati Kepala Daerah Tingkat II Buleleng, di pertigaan jalan Veteran, Jalan Pahlawan dan Jalan Ngurah Rai. Wisatawan yang melewati route ini kebanyakan berhenti mengambil foto-foto tugu tersebut atau berfoto di depat tugu, dengan tujuan untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan memang benar pernah ke Singaraja atau sebagai kenang-kenangan kota Singaraja.Mengingat wisatawan yang melewati route ini hanya menggunakan kesempatan untuk mengambil foto-foto di sekitar tugu, maka tidak dibangun fasilitas khusus untuk wisatawan.
Tulamben
Kabupaten/Kota : Karangasem
Daerah wisata Tulamben berlokasi di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, sekitar 104 km ke arah timur dari Denpasar. Tulamben merupakan tempat dengan panorama yang sangat indah. Dari sini wisatawan dapat menikmati keagungan dari gunung Agung, lembah-lembah dan pemandangan laut yang biru.
Wisata Puri (Palace Attraction)
Kabupaten/Kota : Tabanan
Puri Anyar dan Puri Gede di Krambitan merupakan puri kuno yang artistik. Puri Anyar dengan "Puri Night"-nya dan Puri Gede dengan "Malam Budaya"-nya menyajikan beberapa atraksi yang menarik, antara lain "Joged Bumbung" dan 'Tektekan". Bersama Penari joged para tamu diajak menari bersama mengikuti irama joged. Sedangkan para tarian Tektekan kita dapat menyaksikan beberapa penari yang sedang kemasukan roh halus menancapkan kerisnya ketubuh penari lainnya, keris sampai bengkok namun tidak dapat menembus tubuh lawannya.