Pertengahan Agustus lalu saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi keluarga di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Singkat cerita, dari pesawat Mandala Air yang tengah landing saya dapat melihat sebagian daratan dari Pulau Timor. Sekilas, daratan kelihatan gersang dan sangat minim pepohonan. Pantas saja ya kalau kota Kupang terkenal dengan udaranya yang panas.
Mendarat di bandara El Tari, saya pun menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di kota yang dijuluki sebagai Kota Karang ini. Kesan pertama, udara memang terasa panas. Sebagai seorang yang suka berpetualang, cuaca bukanlah suatu masalah. Dalam benak saya, kota ini menyimpan tempat-tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi.
:: Pemandangan halaman Bandara El Tari ::
Pakdhe Unggul tahu persis kesukaan saya jalan-jalan, terlebih tempat-tempat yang baru. Bahkan kondisi capek sekali pun, kalau yang namanya jalan-jalan, berangkat dech. Selama tiga hari dua malam di Kupang, saya pun ditemani untuk mengeksplorasi beberapa tempat di Kupang yang menurut saya sangat menarik.
Hari pertama, karena waktu tidak banyak saya pun hanya sempat berkeliling kota. Jalan-jalan di kota Kupang cukup halus dan tidak sepadat di Bandung hehe. Banyak dijumpai angkot dengan tampilan yang meriah dan wow .. suara musik yang keras, laksana diskotik di atas jalan raya dech. Kata Om Timtim yang telah bertahun-tahun tinggal di Kupang, yang juga turut menemani jalan-jalan saya, semakin keras suara musik semakin laku itu angkutan kota. Saya menjadi tahu, orang Kupang tua muda suka musik dan suka dansa. Hem .. asik ya.
Saya pun sampai juga di pusat keramaian kota Kupang, yang berpusat di Flobamora Mall namanya. Di mall ini terdapat Ramayana, menurut Om Timtim merupakan satu-satunya pertokoan terbesar dan terlengkap di kota Kupang. Masuk akal untuk sebuah kota yang berjarak ribuan km dari ibukota Jakarta.
:: Flobamora Mall dengan Ramayana ::
Hari kedua, bersama Pakdhe Unggul saya menyusuri jalan-jalan di Kota Kupang. Yang pasti pemandangan kanan kiri jalan berbeda sekali dengan yang sering saya lihat di Jawa. Kami pun tiba di pantai pasir putih yang disebut sebagai Pantai Pasir Panjang. Indah sekali. Melanjutkan perjalanan kami pun sampai di obyek wisata Goa Monyet. Banyak sekali monyet dijumpai di pinggir jalan yang menuju Pelabuhan Tenau ini. Seru sekali.
:: Taman Rekreasi Goa Monyet, Tenau-Kupang ::
Hari ketiga, kami beramai-ramai jalan ke suatu daerah yang disebut sebagai Baumata. Tidak seperti tempat kebanyakan di wilayah Kupang, di Baumata terlihat subur dengan banyak tanaman dan pepohonan. Udara pun terasa sejuk karena merupakan dataran tinggi. Salah satu kuliner yang cukup terkenal di Baumata adalah Sei Babi, selain lebih banyak dapat dijumpai di Baun, tempat yang tidak sempat saya kunjungi.
:: Hijau, pemandangan jalan di Baumata-Kupang ::
Akhirnya tiba waktunya bagi saya untuk kembali ke Bandung. Saya sangat menikmati hari-hari di Kupang bersama keluarga, juga bersama alam sekitar. Karena orang tua dan beberapa saudara kami tinggal di Kupang dan Atambua, rasanya saya pun akan sering-sering jalan ke Kupang dan Atambua, juga sekitarnya. Saya juga ingin sekali nyeberang ke Pulau Flores. Hem .. kapan ya.